Pejabat Taliban Desak Sekolah untuk Anak Perempuan Dibuka
- Desakan disampaikan dalam pertemuan pemimpin Taliban di Kabul, Selasa 27 September.
- “Islam tidak melarang anak perempuan menempuh pendidikan,” kata pejabat Taliban itu.
JERNIH — Sher Mohammad Abbas Stanikzai, wakil menteri luar negeri Afghanistan, Selasa 27 September meminta pemerintah membuka kembali sekolah untuk akan perempuan di luar kelas enam.
“Tidak ada alasah yang sah dalam Islam untuk melarang pendidikan untuk perempuan,” kata Abbas Stanikzai seperti dikutip Arab News.
Seruan itu datang saat pertemuan puncak pemimpin Taliban di Kabul. Suara Abbas Staknikzai diidentifikasi sebagi sikap moderat di dalam rezim Taliban.
Taliban menerapkan aturan syariat Islam yang ketat sejak mengambil alih Afghanistan pasca penarikan mundur tentara sekutu, Agustus 2021.
Langkah keras itu adalah melarang perempuan dan anak perempuan belajar di sekolah menengah pertama dan atas. Padahal, Taliban sebelumnya berjanji akan mengizinkan anak perempuan bersekolah.
Taliban mengatakan sedang mengerjakan rencana membuka sekolah menengah untuk anak perempuan, tapi tidak jelas kapan janji itu direalisasikan.
“Sangat penting pendidikan diberikan kepada semua, tanpa diskriminasi,” kata Abbas Stanikzai. “Perempuan harus mendapatkan pendidikan. Tidak ada larangan dalam Islam anak perempuan mendapatkan pendidikan.”
Ia melanjutkan; “Jangan sampai memberikan kesempatan kepada orang lain untuk membuat kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat.”
“Jika ada masalah teknis, itu perlu diselesaikan. Sekolah untuk perempuan harus dibuka,” lanjutnya.
Abbas Stanikzai pernah menjadi kepala tim Taliban dalam pembicaraan yang mengarah kepada kesepakatan 2020 di Qatar, antara Taliban dan AS, yang mencakup penarikan mundur pasukan asing dari Afghanistan.
PBB memperkirakan sekitar satu juga anak perempuan Afghanistan dilarang menghadiri sekolah menengah pertama dan atas selama setahun terakhir.