CrispyVeritas

AS Kucurkan Rp 4,3 Triliun per Tahun untuk Gaji Tentara Hantu

  • Tahun 2021, AS memangkas kucuran dana untuk Tentara Nasional Afghanistan (ANA).
  • Artinya, tidak ada lagi gaji untuk tentara hantu, dan para komandan gigit jari.
  • Setelah Joe Biden mengumumkan penarikan menyeluruh pasukan AS, tentara Afghanistan ogah perang.
  • Afghanistan jatuh ke tangan Taliban karena satu hal; korupsi semua lapisan militer bentukan AS.

JERNIH — Beberapa hari setelah Taliban mengambil alih Afghanistan, isu Tentara Hantu di tubuh Tentara Nasional Afghanistan (ANA) terungkap.

Tentara Hantu adalah sejumlah nama, kemungkinan mencapai puluhan ribu, yang tidak pernah ada sosoknya. Istilah yang tepat untuk ini adalah tentara fiktif, atau tentara yang tak pernah ada.

Wartawan senior Jim Laurie mengatakan praktek membentuk Tentara Hantu, untuk menyedot bantuan keuangan yang dikucurkan AS, kali pertama muncul di Kamboja era Presiden Lon Nol.

Lon Nol saat itu memiliki ribuan Tentara Hantu, yang membuat AS yakin rejim Kamboja dukungannya akan mampu menahan serangan Khmer Merah. Yang terjadi adalah rejim Lon Nol tumbang tahun 1979, atau setelah empat tahun berkuasa.

Tribune India menulis di Afghanistan Tentara Hantu dibentuk untuk menggelembungkan tagihan gaji, dan menyedot bantuan keuangan AS setiap tahun.

Dalam laporan yang ditulis Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR), berjudul; Pelajaran 20 Tahun Rekonstruksi Afghanistan, menyebutkan Komando Transisi Keamanan Gabungan – Afghanistan (CSTC-A) tidak dapat menyediakan staf yang cukup untuk memverifikasi tanggal kehadiran personel ANA dan Polisi Nasional Afghanistan.

SIGAR dibentuk Kongres AS tahun 2008, dan telah mencatat kemajuan perang di Afghanistan. CSTC-A dibentuk untuk mengawasi pelatihan dan perlengkapan pasukan Afghanistan.

Dalam laporan itu, SIGAR menyebutkan lebih 300 juta dolar AS, atau Rp 4,3 triliun, dihabiskan untuk membayar gaji Tentara Hantu — atau personel militer yang tidak pernah ada.

SIGAR juga menyebutkan komandan pasukan Afghanistan mengambil semua uang yang dibayarkan AS untuk Tentara Hantu. Pada Februari 2020, AS membuat jadwal keberangkatan pasukan AS.

Awal 2021, setelah tahu adanya Tentara Hantu, AS memangkas kucuran dana untuk pasukan Afghanistan sampai ke level terendah sejak 2008. Artinya, tidak ada lagi gaji untuk Tentara Hantu, dan tidak ada lagi uang yang dikantongi para komandan tentara Afghanistan.

Saat AS mulai menarik pasukan dari Afghanistan, Taliban mengambil kesempatan merebut Afghanistan dalam hitungan minggu. Caranya, menyerbut pos-pos terdepan pasukan Afghanista dengan serangan cepat.

Pada April 2021, pemerintahan Joe Biden mengumumkan penarikan semua pasukan AS. Menariknya, saat itu dia juga meminta peningkatan dana untuk pasukan keamanan Afghanistan menjadi 3,33 miliar dolar AS, atau Rp 48 triliun, untuk tahun fiskal 2022.

Pertanyaannya, kepada siapa uang sebanyak itu akan diberikan? Bukankah tentara nasional Afghanistan yang dibentuk dan dilatihnya selama bertahun-tahun telah menjadi ‘Tentara Hantu’.

Back to top button