Serbia dan Kosovo di Ambang Perang Gara-gara Pelat Mobil
- Juli lalu, perang Serbia-Kosovo nyaris terjadi karena urusan plat mobil.
- Jika pembicaraan hari ini antara Kosovo-Serbia untuk menuntaskan masalah plat mobil gagal, perang tak terhindarkan.
JERNIH — Presiden Serbia Alexander Vucic mengancam akan mengubah Kosovo, wilayah etnis Albania yang memisahkan diri, menjadi ‘neraka di Bumi’ jika persoalan pelat mobil tak terselesaikan.
“Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah perang, tapi itu tidak tergantung pada kami,” kata Vucic kepada PrvaTV.
Komentar Vucic muncul setelah pengemudi yang menggunakan pelat nomor keluaran Beograd mulai dikenakan denda, atau tidak beroperasi di wilayah Kosovo.
Hari ini, Senin 21 November, Vucic akan berpartisipsi dalam pembicaraan yang disponsori Uni Eropa di Brussel untuk menyelesaikan urusan plat mobil. Albin Kurti, pemimpin Kosovo, akan hadir dalam pertemuan itu.
“Dalam kasus ini, Serbia akan bersama rakyatnya. Serbia akan mempertahankan rumah mereka,” kata Vucic, yang menyalahkan pihak berwenang di Kosovar atas masalah ini.
Vucic memperkirakan Kurti tidak ingin orang Serbia masih berada di Kosovo dan Metohija. Jika Kurti ingin menunda keputusan, katanya, dia harus menunda lebih awal.
Beograd masih berasumsi Kosovo dan Metohija — juga seluruh kawasan Balkan — adalah bagian tak terpisahkan Serbia Raya. Etnis Albania di Kosovo dan Metohija berjuang memperoleh kemerdekaan dari Beograd.
Etnis Albania mendapatkan kemerdekaan itu dan mendirikan negara, tapi tidak sepenuhnya berdaulat. Etnis Serbia di Kosovo dan Metohija menolak tunduk pada pemerintahan etnis Albania di Pristina dan sepenuhnya setia kepada Republik Serbia.
Salah satu bentuk pembangkangan itu adalah menolak rencana pemerintah Kosovo menghapus pelat nomor Serbia. Sebanyak 10 ribu etnis Serbia pemilik mobil berpelat nomor Beograd diminta patuh.
Rencananya, pergantian akan berlangsung 21 April tahun depan. Jika membangkang, pemilik mobil berpelat nomor Beograd akan dikenakan denda 150 euro, atau Rp 2,4 juta.
Ketegangan etnis Serbia-Albania tak terhindarkan. Beograd, dengan alasan melindungi orang-orangnya di Kosovo, bereaksi keras. Sesuai doktrin Serbia Raya, di mana pun orang Serbia di sekujur Balkan berhak mendapat perlindungan Beograd.
Juli lalu, Kosovo mencoba menegakan langkah ini. Beograd mengirim pasukan dan peralatan militer ke perbatasan, dan nyaris memicu episode baru Perang Balkan.
Perang bisa dihindari berkat peran diplomat Eropa dan AS. Namun, ketegangan belum usai. Awal November, puluhan etnis Serbia yang bekerja di pemerintah Kosovo mengundurkan diri sebagai protes atas pemecatan kepela polisi yang orang Serbia karena menolak menerapkan kebijakan pelat nomor.
Sampai saat ini kemerdekaan Kosovo belum diakui PBB. Serbia seolah masih merasa berhak berkuasa di wilayah itu. Pristina melakukan manuver dengan mempertimbangkan bergabung dengan Uni Eropa.