Rusia Perintahkan Warganya Evakuasi dari Wilayah Perbatasan, Sementara Tentara Bayaran Wagner Ancam Keluar Bakhmut
Prigozhin juga menerbitkan video pada hari Jumat, yang memperlihatkan dirinya mengumpat dan menunjuk sekitar 30 tubuh berseragam yang tergeletak di tanah tanpa nyawa. Dia mengatakan mereka adalah personel Wagner yang tewas pada satu hari saja, Kamis. Dia berteriak meminta amunisi dari Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov. “Ini adalah ayah seseorang dan putra seseorang,” kata Prigozhin. “Bajingan yang tidak memberi kita amunisi akan memakan isi perut mereka di neraka.” Namun Perwakilan intelijen militer Andrii Cherniak, mengatakan kepada The Associated Press, Prigozhin hanya mencoba mencari dalih kegagalan Rusia di Bakhmut.
JERNIH–Rusia pada Jumat (5/5) memerintahkan dilakukannya evakuasi keluarga, terutama anak-anak dan orang tua, dari wilayah garis depan yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan. Hal itu disebabkan serangan dari pihak Ukraina yang makin meningkat dan masif.
“Dalam beberapa hari terakhir, musuh telah meningkatkan pengeboman permukiman di dekat garis depan,” tulis kepala wilayah Zaporizhzhia yang selama ini selalu disebut sebagai boneka Rusia, Yevgeny Balitsky, di media sosial.
“Itu membuat saya memutuskan mengevakuasi anak-anak dan orang tua, orang cacat dan pasien rumah sakit,” tulisnya. Menurut Balitsky , akan ada evakuasi dari 18 tempat, termasuk dari kota Energodar tempat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia berada.
Pembangkit terbesar di Eropa yang diambil paksa Rusia sejak hari pertama konflik itu telah menyebabkan kekhawatiran internasional. Ukraina telah mempersiapkan serangan terhadap pasukan Rusia selama berbulan-bulan, dan beberapa analis mengatakan serangan sabotase dan serangan jarak jauh di belakang garis Rusia dalam beberapa hari terakhir menunjukkan hal tersebut sudah dekat.
Sementara itu, Yevgeny Prigozhin, pemilik perusahaan penyewaan tentara bayaran Grup Wagner, Jumat (5/5) mengancam bahwa pekan depan akan menarik pasukannya dari pertempuran berkepanjangan di kota Bakhmut, Ukraina timur. Ia menuding komando militer tak lagi punya amunisi bagi pasukannya.
Prigozhin, pengusaha kaya yang memiliki hubungan lama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengklaim bahwa personel Wagner telah merencanakan untuk merebut Bakhmut pada 9 Mei, hari libur perayaan Hari Kemenangan Rusia atas Nazi Jerman. Tetapi mereka kekurangan pasokan amunisi dan logistik serta dan menderita kehilangan personel yang besar. Untuk itu, Prigozhin menyatakan akan menyerahkan operasinya kepada tentara reguler pada 10 Mei mendatang.
Ini bukan pertama kalinya Prigozhin mengamuk tentang kekurangan amunisi dan menyalahkan militer Rusia, yang telah lama berkonflik dengannya. Dikenal sebagai ‘tukang gertak’, dia sebelumnya telah membuat beragam klaim dan ancaman yang tidak dapat diverifikasi, yang hingga kini pun belum dia lakukan.
Juru bicara Prigozhin juga menerbitkan video dirinya pada hari Jumat, yang memperlihatkan dirinya berteriak, mengumpat dan menunjuk sekitar 30 tubuh berseragam yang tergeletak di tanah tanpa nyawa. Dia mengatakan mereka adalah personel Wagner yang tewas pada satu hari, Kamis saja. Dia juag berteriak meminta amunisi dari Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov. “Ini adalah ayah seseorang dan putra seseorang,” kata Prigozhin. “Bajingan yang tidak memberi kita amunisi akan memakan isi perut mereka di neraka.”
Yohann Michel, seorang analis riset di wadah pemikir International Institute for Strategic Studies, mengatakan komentar Prigozhin biasanya bisa diibaratkan sebutir garam yang asin. “Tetapi kali ini saya melihatnya sebagai satu sekop garam, setidaknya, atau mungkin sepenuh bak truk.”
Tapi mengapa Prigozhin mengancam akan menarik pasukannya adalah pertanyaan terbuka, kata Michel. Dia mungkin ingin berkumpul kembali tanpa dituduh mundur; dia mungkin khawatir dipecat karena tidak mampu merebut kota dan lebih suka mengatakan dia pergi sendiri; atau dia memang benar-benar membutuhkan lebih banyak amunisi.
“Satu-satunya hal yang saya anggap serius dari deklarasi itu adalah bahwa Bakhmut mungkin belum akan jatuh (ke tangan Rusia),” kata Michel, yang tinggal di Berlin.
Wagner telah mempelopori upaya perebutan Bakhmut, perang terlama — dan kemungkinan paling berdarah— dari pertempuran melawan Ukraina. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, pada Senin lalu mengatakan, AS memperkirakan bahwa hampir setengah dari 20.000 tentara Rusia yang tewas di Ukraina sejak Desembe, adalah personel Wagner di Bakhmut.
Penarikan oleh Wagner akan menjadi pukulan besar bagi perang Rusia. Bagi pihak Ukraina, Bakhmut telah menjadi simbol penting perlawanan terhadap invasi Rusia. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan kekalahannya dapat membangun dukungan internasional untuk kesepakatan yang dapat mengharuskan Ukraina membuat kompromi yang tidak dapat diterima.
Seperti Michel, para elit Ukraina skeptis tentang klaim kekurangan amunisi Prigozhin. Perwakilan intelijen militer Andrii Cherniak mengatakan kepada The Associated Press, Prigozhin hanya mencoba mencari dalih kegagalan Rusia di Bakhmut.
Shoigu tidak segera menanggapi Prigozhin, tetapi kementeriannya melaporkan bahwa Sang Menteri memerintahkan seorang pejabat tinggi untuk memastikan “pasokan berkelanjutan” dari semua senjata dan peralatan militer yang diperlukan untuk pasukan Rusia. Dan berlawanan dengan visibilitas Prigozhin, sebuah video resmi menunjukkan Shoigu memeriksa tank dan peralatan militer lainnya yang ditujukan untuk pasukan Rusia di Ukraina.
Pada akhir tahun lalu, AS memperkirakan Wagner memiliki sekitar 50.000 personel yang bertempur di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang telah didaftarkan perusahaan. Itu membuatnya menjadi bagian kecil dari pasukan tempur Rusia.
Jika Prigozhin benar-benar menarik pasukan Wagner dari Bakhmut, itu akan berdampak serius, kata Michel. “Jika dia disingkirkan dari garis depan – kecuali jika Rusia secara mengejutkan memiliki cadangan yang tidak ingin mereka gunakan sebelumnya–saya pikir kita dapat mengatakan ini adalah akhir dari fase ofensif Rusia ini,” katanya.
Hubungan sengit Prigozhin dengan petinggi militer dimulai sejak Wagner didirikan pada tahun 2014. Selama perang di Ukraina, dia secara terbuka menuduh beberapa pejabat tinggi militer Rusia tidak kompeten—perilaku yang sangat tidak biasa dalam sistem politik Rusia yang dikontrol ketat.
Jumat lalu Prigozhin menuduh bahwa tentara reguler Rusia seharusnya melindungi sisi-sisi ketika pasukan Wagner bergerak maju tetapi “hampir tidak menahan mereka”, mengerahkan “puluhan dan jarang ratusan” pasukan.
“Wagner kehabisan sumber daya untuk maju pada awal April. Kami terus maju meskipun faktanya sumber daya musuh melebihi jumlah kami lima kali lipat,” kata pernyataan Prigozhin. “Karena kekurangan amunisi, kerugian kami bertambah secara eksponensial setiap hari.”
Hanna Maliar, wakil kepala Kementerian Pertahanan Ukraina, pada hari Jumat mengatakan, artileri Ukraina telah menghancurkan beberapa depot amunisi Wagner, dan pejabat militer lainnya mengatakan bahwa pasukan Ukraina menahan diri di Bakhmut. Kementerian Pertahanan Rusia, sementara itu, mengatakan pasukannya telah menghancurkan sebuah jembatan yang digunakan pasukan Ukraina untuk memasok pihak mereka di Bakhmut. Tidak mungkin untuk memverifikasi klaim kedua belah pihak secara independen.
Bakhmut, sekitar 55 kilometer (34 mil) utara ibu kota Donetsk yang dikuasai Rusia, memiliki nilai militer taktis untuk Moskow, meskipun para analis mengatakan itu tidak akan menentukan hasil perang. Kota ini memiliki populasi 80.000 sebelum perang dan merupakan pusat industri penting. Sekarang menjadi kota hantu.
Para pejabat dan analis Barat percaya bahwa Rusia telah kehabisan amunisi karena konflik 14 bulan itu terhenti selama musim dingin. Prigozhin telah mengancam akan mundur dari Bakhmut sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan seorang blogger militer Rusia, minggu lalu.
Ditanya The AP tentang pernyataan Prigozhin pada hari Jumat, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov menolak berkomentar.
Pada Jumat kemarin, kilang minyak di wilayah Krasnodar, Rusia, yang berbatasan dengan Semenanjung Krimea yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia, terbakar setelah diserang drone, seperti dilaporkan kantor berita negara Rusia, Tass.
Itu adalah hari kedua berturut-turut kilang Ilyinsky diserang drone. Serangan drone terhadap fasilitas minyak di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina telah dilaporkan hampir setiap hari selama sepekan terakhir. [AP/AFP]