Israel Gunakan AI untuk Membom Penduduk Palestina
- Konflik Mei 2021 di Gaza adalah perang AI pertama di dunia.
- Seorang profesor bertanya jika terjadi AI salah perhitungan, siapa harus dipersalahkan.
JERNIH — Israel menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat penentuan target serangan udara ke wilayah Palestina dan menangani perencanaan logistik serangan berikut.
Bloomberg melaporkan sistem penargetan berbasis AI dapat dengan cepat memproses sejumlah besar data dan menetapkan ribuan target untuk jet tempur dan drone.
Mengutip pejabat militer, Israel juga menggunakan program AI — populer dengan sebutan fire factory — yang dapat mengatur logistik masa perang seperti menghitung muatan amunisi dan mengusulkan jadwal setiap serangan.
Sistem AI yang digunakan tentara Israel (IDF) mengandalkan operator manusia untuk memverifikasi dan menyetujui setiap rencana serangan udara.
“Jika biasanya kami butuh berjam-jam untuk menentukan target serangan, kini hanya perlu beberapa menit dan sekian menit untuk verifikasi oleh manusia,” kata seorang kolonel IDF kepada Bloomberg.
Namun sejumlah ahli mengemukakan kekhawatiran akan konsekuensi potensial kesalahan perhitungan AI, serta kemungkinan manusia pada akhirnya dikeluarkan dari proses pengambilan keputusan seiring perkembangan teknologi.
“Jika ada kesalahan dalam perhitungan AI, dan AI tidak bisa menjelaskan, siapa yang harus dipersalahkan,” kata Tal Mimran, profesor hukum dan mantan penasehat militer di Universitas Ibrani Yerusalem. “Kalian bisa menghancurkan seluruh keluarga karena kesalahan itu.”
Bukan kali pertama Israel menggunakan AI dalam perang. Pejabat Israel menyebut Konflik Mei 2021 di Gaza sebagai perang AI pertama di dunia, berdasarkan penggunaan teknologi untuk mempercepat analisis intelejen.
Pekan lalu, kontraktor pertahanan Israel Elbit Systems mendemonstrasikan sistem operasi Legion X yang digerakan AI untuk melawan drone otonom.