Sanus

Manfaat Kepatuhan Menjalani Fisioterapi pada Pasien Lama Stroke

Fisioterapi sangat dibutuhkan bagi pasien stroke. Namun latihan ini sulit dilakukan sendirian karena otot yang melemah serta hilangnya fungsi otot dan keseimbangan tubuh.

Oleh: dr. Devi An Butar Butar*

Stroke merupakan suatu penyakit gangguan fungsional pada otak berupa kelumpuhan saraf akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Stroke menjadi penyebab penyakit ketiga kecacatan di dunia sehingga mengakibatkan gangguan fungsi aktivitas.

Gejala stroke meliputi kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan yang timbul mendadak, kelemahan dan kaku pada otot serta menurun atau hilangnya sensasi sensorik (rasa). Gejala lainnya bisa berupa gangguan lapang pandang, afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan), disartria (bicara pelo atau cadel), gangguan persepsi, tidak sadar (penurunan kesadaran mendadak) hingga vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala.

Penyebab stroike terdiri dari dua hal yakni penyumbatan pembuluh darah otak dan pecahnya pembuluh darah otak (perdarahan). Jika seseorang terkena penyakit stroke biasanya harus menjalani fisioterapi.

Peranan fisioterapi untuk penyakit stroke adalah melakukan pemberian intervensi sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien. Saat pemberian tindakan dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan yang akurat untuk mengidentifikasi serta menentukan tujuan agar maksimal.

Fisioterapi sangat dibutuhkan bagi pasien stroke. Namun latihan ini sulit dilakukan sendirian karena otot yang melemah serta hilangnya fungsi otot dan keseimbangan tubuh. Ada beberapa manfaat dan tujuan dari kepatuhan melakukan tindakan fisioterapi, di antaranya:

  1. Memperbaiki kordinasi pasien.
  2. Menurunkan nyeri otot.
  3. Meningkatkan kekuatan otot pasien.
  4. Mengembalikan fungsi gerak tubuh ekstremitas atas dan bawah pasien, agar pasien dapat kembali beraktivitas.
  5. Mengurangi kecacatan terkait stroke.
  6. Meningkatkan kehidupan mandiri.
  7. Penurunan morbiditas dan mortalitas serta peningkatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Ada beberapa latihan fisioterapi yang umum dilakukan seperti:

  1. Latihan tugas dan aktivitas fungsional. Latihan jenis ini bertujuan untuk melatih penderita stroke agar mempraktikan tugas dan aktivitas fungsional pasien. Beberapa kegiatan yang dilakukan misalnya bangun dari kursi, berjalan, dan menaiki tangga.
  2. Latihan dan kekutan akan berfokus untuk memperkuat otot-otot yang terkena dampak stroke sehingga mengalami kelumpuhan. Latihan yang dilakukan misalnya bangkit dari kursi beberapa kali atau mengambil dan meletakan barang beberapa kali.
  3. Latihan keseimbangan berfokus pada mengembalikan kemampuan penderita stroke untuk dapat berjalan dan menyeimbangkan tubuhnya. Latihan keseimbangan akan melakukan aktivitas seperti menahan beban pada kaki yang terkena stroke, berjalan di atas treadmill, melangkah menaiki tangga, dan berjalan di atas permukaan yang berbeda.
  4. Stimulasi listrik fungsional, latihan ini dilakukan mengirimkan stimulasi listrik ke saraf dan otot yang lumpuh. Perawatan jenis ini membantu meningkatkan kemampuan menggerakan tubuh dan meningkatkan kontrol pada anggota tubuh yang terkena stroke.
  5. Penentuan posisi, gerakan ini membantu penderita stroke untuk memilih posisi yang tepat dan akan membantu mengurangi nyeri otot, kelambatan atau kekakuan akibat stroke. Fisioterapi akan mengajarkan bagaimana posisi yang aman dari duduk ke posisi berdiri dan bagaimana cara menopang diri sendiri dengan benar.

Faktanya, mobilisasi dini dan pelatihan fungsional tindakan fisioterapi merupakan aspek terpenting dalam pengobatan akut di unit stroke oleh sebab itu akses dari tindakan fisioterapi yang tepat waktu sangat berharga bagi orang yang bersangkutan, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Karena itu fisioterapi sangat penting dilakukan agar kualitas hidup tetap baik.

Perlu diketahui bahwa latihan fisioterapi pasca stroke dapat berubah-ubah seiring waktu. Semua tergantung pada perkembangan penderita stroke. Keberhasilan fisioterapi juga sangat bergantung kepada dukungan keluarga. Semakin tinggi dukungan keluarga maka kepatuhan pasien akan semakin baik pula. Tanpa adanya dukungan keluarga fisioterapi tidak dapat dilakukan sesuai jadwal.

* Devi An Butar Butar, Dokter Internship, RS PTPN III Sri Pamela, Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Back to top button