Istana Aigai, Tempat Alexander The Great Dinobatkan Sebagai Raja Dibuka Kembali
- Istana Aligai ditemukan tahun 1970 ketika seorang arkeolog menggali bukit dipenuhi pohon poppy dan bakung.
- Tahun 2008 Istana Aigai ditutup untuk direstorasi selama 16 tahun. Kini, kemegahan Makedonia kuno menjelma lagi.
JERNIH — Setelah 16 tahun menjalani restorasi, Istana Aigai — tempat Alexander The Great dinobatkan sebagai Raja Makedonia sebelum melancarkan penaklukan — resmi dibuka kembali pada Jumat 5 Januari. Namun pengunjung baru bisa merasakan sensasi Makedonia kuno pada Minggu 7 Januari.
“Kini, kami bisa membuka kembali Istana Aigai setelah bertahun-tahun merestorasi bangunan ini,” kata PM Yunani Kyriakos Mitsotakis pada acara pembukaan kembali bangunan berusia 2.300 tahun itu. “Yang kami lakukan ini adalah peristiwa yang memiliki kepentingan global.”
Istana Aigai dibangun pada masa Raja Phillip II, ayah Alexander The Geat. Aigai adalah itu kota Kerajaan Makedonia.
Sebagai bangunan dari era klasik Yunani, Istana Aigai membutuhkan perhatian serius untuk terus bertahan. Tahun 2008, dengan dukungan keuangan dari PBB dan pemerintah Yunani, Istana Aigai dipugar dengan biaya 20 juta euro, atau Rp 339,7 miliar.
Istana Aigai memiliki halaman berbingkai kolom, pelataran, tempat ibadah, dan ruang perjamuan yang luas. Lantai istana dihiasi marmer bermotif dan mosaik rumit. Area sekujur istana membentang seluas 15 ribu meter persegi.
Berbentuk seperti dua donat persegi yang bersebelahan dan berukuran tidak sama, Aigai bukan sekedar istana tapi juga pusat pemerintahan dan spiritual kerajaan. Sisa-sisa istana dan makam di dekatnya ditetapkan Unesco sebagai Situs Warisan Dunia. Di sebelah Istana Aigai terdapat desa modern Virginia.
Istana Aigai terletak 65 kilometer barat daya kota pelabuhan Thessaloniki di Yunani utara. Akhir 1970-an Aigai menarik perhatian komunitas internasional ketika arkeolog melakukan penggalian kuburan di kawasan perbukitan hijau dengan petak-petak bunga poppy dan bakung liar.
Almarhum Manolis Andronikos, arkelolog yang memimpin penggalian, menemukan makam kerajaan, peti mati emas, artefak terbuat dari emas, serta tulang-belulang yang diyakini milik Raja Philip II.
Penemuan ini menggemparkan dunia karena mengungkap kecanggihan masyarakat Makedonia kuno yang selama ini dikesampingkan sejarah, dan dianggap lebih rendah dari Athena.
Angeliki Kottaridi masih berstatus mahasiswa ketika bergabung dalam penggalian itu. Posisi Kottaridi saat itu adalah asisten muda. Penemuan di bukit bunga poppy dan bakung itu mendorong Kottaridi untuk mengabdikan diri pada penggalian arkeologi di Makedonia.
Beberapa dekade kemudian ia menjadi kekuatan pendorong pembangunan museum baru di Aigai, yang dibuka tahun lalu, dan restorasi Istana Aigai. Ia pensiun 31 Desember 2023 lalu. Jabatan terakhirnya kepala dinas arkeologi Aigai.
Hari ini, Istana Aigai dibuka untuk umum. Setiap pengunjung akan disuguhkan kemegahan peninggalan Makedonia kuno, dan membayangkan bagaimana Alexander The Great memulai petualangan militernya setelah dinobatkan.
Alexander The Great menaklukan lebih setengah dunia, membentang dari istananya sampai ke Afghanistan modern.