POTPOURRIVeritas

”Garuda dan Trisula…”: Catatan Seorang Duta yang Mencintai Ukraina

Penulis buku ini adalah saksi perjalanan hubungan diplomatik Indonesia- Ukraina. Bukan hanya karena keduanya akademisi yang menaruh minat pada kajian-kajian Hubungan Internasional, lebih dari itu Yuddy Chrisnandi pernah memimpin misi diplomatik Indonesia di Ukraina (Duta Besar) sepanjang tahun 2017 – 2021. Di tengah minimnya referensi yang mengkaji hubungan Indonesia – Ukraina, buku ini dapat mengisi kekosongan kajian ilmiah tersebut.

JERNIH– Buku ini menggambarkan hubungan bilateral Indonesia-Ukraina yang walau secara formal Ukraina baru merdeka di tahun 1991, namun akar-akar hubungan kedua negara sudah terjalin sejak Februari 1946 ketika perwakilan Republik Sosialis Soviet Ukraina-salah satu dari tiga wakil Uni Soviet di PBB (bersama Republik Sosialis Soviet Rusia dan Republik Sosialis Soviet Belarusia), mendukung kemerdekaan Indonesia di Sidang Dewan Dewan Keamanan PBB. Saat itu Indonesia tengah berjuang mendapatkan dukungan internasional melawan agresi militer Belanda.

Namun hubungan keduanya tidak formal secara langsung seperti ketika Ukraina yang memiliki suara penuh di PBB mengangkat persoalan Indonesia di DK, namun melalui Uni Soviet (The Union of Soviet Socialist Republics). Hubungan tersebut berlangsung akrab yang sekalipun Indonesia menyatakan dirinya menganut garis Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan memilih netral diantara rivalitas dua kekuatan besar dunia, Blok Barat di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur dibawah kepemimpinan Uni Soviet, namun posisi firm (tegas) Indonesia tak menjadi beban baginya untuk memiliki hubungan diplomatik dengan Uni Soviet dan di saat bersamaan juga membina hubungan diplomatik dengan AS. Hubungan bilateral Indonesia-Uni Soviet secara resmi dibuka pada tahun 1950 dan empat tahun kemudian (1954) kedua negara saling bertukar kedutaannya di Jakarta dan Moscow.

Hubungan bilateral Indonesia-Ukraina menemukan momentumnya ketika Uni Soviet bubar dan Ukraina memproklamasikan dirinya sebagai negara merdeka pada 24 Agustus 1991. Indonesia memberikan pengakuan atas kemerdekaan Ukraina dan pembukaan hubungan diplomatik kedua negara ditandatangani pada 11 Juni 1992 yang dilanjutkan dengan pembukaan kedutaan. Sejak itu hubungan diplomatik ini berlangsung hangat dan terus terjaga sampai di tahun 2022 Indonesia mengambil peran dalam upaya internasional memediasi perang Ukraina-Rusia.

Pada 29 Juni 2022 Presiden Jokowi bertolak ke Ukraina untuk membawa misi perdamaian yang kemudian dilanjutkan ke Moscow pada 30 Juni 2022. Satu tahun kemudian di sela-sela KTT G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023, Jokowi dan Presiden Volodymyr Zelensky kembali bertemu untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Penulis buku ini adalah saksi perjalanan hubungan diplomatik Indonesia- Ukraina. Bukan hanya karena keduanya akademisi yang menaruh minat pada kajian-kajian Hubungan Internasional, lebih dari itu Yuddy Chrisnandi pernah memimpin misi diplomatik Indonesia di Ukraina (Duta Besar) sepanjang tahun 2017 – 2021. Di tengah minimnya referensi yang mengkaji hubungan Indonesia – Ukraina, buku ini dapat mengisi kekosongan kajian ilmiah tersebut. [rls]

Judul : Garuda dan Trisula: Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022

Pertalian Masa Revolusi Hingga Demokrasi

Penulis : Yuddy Chrisnandi

             Safrizal Rambe

Penerbit : Khalifah Mediatama

Terbit    : Juni 2024

Tebal : ixx + 476 hal

Back to top button