Rizal Darma Putra Raih Doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran dengan Cum Laude
Menurut Rizal, “Strategi offshore balancing Amerika Serikat di bawah Biden adalah respons terhadap inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) yang diluncurkan China, yang dinilai membawa agenda politik dan militer tersembunyi.”
JERNIH–Rizal Darma Putra berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran dengan predikat cum laude. Sidang promosi doktor yang digelar pada Jumat (4/10/2024) itu berlangsung di Ruang Sidang Program Pascasarjana FISIP Universitas Padjadjaran, Jalan Bukit Dago Utara, Bandung. Disertasi Rizal berjudul “Strategi Offshore Balancing Amerika Serikat Era Administrasi Presiden Joseph R. Biden Jr. terhadap Republik Rakyat China di Kawasan Indo-Pasifik” mendapat apresiasi dari para penguji.
Sidang tersebut dipimpin Ketua Sidang, Prof. Ida Widianingsih, S.IP., MA, Ph.D, dengan anggota tim promotor terdiri dari Dr. Arfin Sudirman, Dr. Wawan Budi Darmawan, dan Dr. Yusa Djuyandi. Para penguji dalam sidang terdiri dari Prof. Dr. Drs. Arry Bainus, Prof. Ida Widianingsih, S.IP., MA, Ph.D, Drs. Chandra Purnama, Ph.D., dan Prof. Dr. H. Nandang Alamsah Deliarnoor.
Dalam disertasinya, Rizal mengeksplorasi strategi offshore balancing yang diterapkan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menghadapi peningkatan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik. Menurut Rizal, “Strategi offshore balancing Amerika Serikat di bawah Biden adalah respons terhadap inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) yang diluncurkan China, yang dinilai membawa agenda politik dan militer tersembunyi.”
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat menggunakan strategi ini untuk mendukung negara-negara di kawasan yang berbatasan dengan China, seperti India, Jepang, dan Australia, guna menjaga keseimbangan kekuatan.
Rizal juga menjelaskan bahwa strategi Amerika Serikat tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga mencakup kerja sama ekonomi dan diplomasi yang lebih luas.
“Visi Amerika Serikat untuk Indo-Pasifik adalah kawasan yang bebas dan terbuka, dengan prinsip-prinsip seperti kebebasan navigasi dan perlindungan kedaulatan negara-negara di kawasan tersebut,” ujar Rizal. Aliansi strategis seperti Quad dan AUKUS disebut Rizal sebagai bagian penting dalam menjaga stabilitas kawasan dari pengaruh China yang semakin besar.
Ketua tim promotor, Dr. Arfin Sudirman, memberikan apresiasi terhadap penelitian Rizal yang dinilai memiliki kedalaman analisis yang relevan bagi kajian hubungan internasional kontemporer. “Rizal telah berhasil mengkaji strategi luar negeri Amerika Serikat secara komprehensif, yang relevan untuk memahami pola interaksi kekuatan besar di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Arfin.
Dalam wawancara setelah sidang, Rizal mengungkapkan harapannya agar hasil penelitiannya dapat bermanfaat bagi para pembuat kebijakan di Indonesia. “Saya berharap penelitian ini dapat menjadi referensi dalam merumuskan kebijakan luar negeri yang lebih adaptif dan strategis, terutama dalam menghadapi persaingan antara Amerika Serikat dan China di Indo-Pasifik,” katanya.
Sidang terbuka tersebut dihadiri keluarga, rekan-rekan, dan akademisi dari Universitas Padjadjaran. Keberhasilan Rizal dalam meraih gelar doktor dengan predikat cum laude menjadi bukti dedikasinya dalam mengembangkan kajian hubungan internasional. “Ini adalah awal dari perjalanan panjang. Saya berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam penelitian dan kebijakan luar negeri Indonesia,”ujar Dr. Rizal Darma Putra. [ ]