Adik Bungsu Gus Dur, Hasyim Wahid (Gus Iim), Meninggal Dunia
Sepanjang karir GUs Im di BPPN, ia berhasil menggusur beberapa debitor semacam Tommy Soeharto, Bambang Trihatmojo, dan Tommy Winata.
JAKARTA—Suasana duka tengah menyelimuti keluarga besar Nahdatul Ulama (NU). Hasyim Wahid (Gus Iim), putra mendiang tokoh NU, K.H. Wahid Hasyim, meninggal dunia pada Sabtu, 1 Agustus pukul 04.18. Mantan Menteri Agama Lukman Saifuddin menggabarkan berita ini melalui akun Twitter @lukmansaifuddin, tadi pagi pukul 5.29.
Dilaporkan Kantor Berita Antara, almarhum yang merupakan adik bungsu Presiden Republik Indonesia (RI) keempat K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Mayapada Jakarta pada usia 68 tahun.
Tempo mewartakan, almarhum meninggal akibat sakit komplikasi ginjal. Sebelum dimakamkan di Komplek Makam K.H. Bisyri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jatim, jenazah akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Ciganjur, Jakarta.
“Rencana Pemakaman Gus Iim: 10.00 jenazah tiba di Ciganjur, disemayamkan terlebih dahulu di Rumah Gus Yai, di Ciganjur. Sholat jenazah oleh keluarga. 12.30 jalan darat ke Jombang. 21.00 diperkirakan jenazah tiba di Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang. 22.00 pemakaman,” tulis Irfan Wahid, keponakan almarhum (putra Solahuddin Wahid) melalui akun Twitter @ipangwahid pada Sabtu (1/8/2020) pukul 7.58.
Semasa hidup, Gus Iim dikenal sebagai mentor pada aktvis NU. Cucu pendiri NU, K.H. Hasyim Asy’ari ini juga diketahui pernah menjabat sebagai pengurus PDI-Perjuangan dan konsultan di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Di era kepimpinan Gur Dur, namanya sempat hangat diperincangkan terkait jabatannya di BPPN. Majalah Tempo edisi 14 Mei 2020 memuat hasil wawancanya dengan tokoh yang disebut “menyempal dari tradisi keluarga Wahid”.
Dalam wawancara tersebut, terungkap bahwa pendidikannya tingginya “tak karuan”. Ia pernah menjalani setengah semester di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan satu semester di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung.
“Aku iki uwonge bosenan, tur gak betah sekolah (saya ini orannya mudah bosan dan tidak betah sekolah),” tuturnya, dikutip dari Majalah Tempo edisi 14 Mei 2000.
Sepanjang karir ayah tiga anak ini di BPPN, ia berhasil menggusur beberapa debitor semacam Tommy Soeharto, Bambang Trihatmojo, dan Tommy Winata yang “licin” untuk bernegosiasi dengan BPPN.
Berbisnis sejak tahun 1980-an, ia dikenal banyak memiliki relasi dengan pengusaha dan para konglomerat. Jabatannya di BPPN pun sempat dicurigai sebagai pintu masuk para pengusaha ke istana.
“Soal itu, saya kembalikan ke posisi saya serta aturan yang ditetapkan BPPN. Bila yang datang itu dari segmen perusahaan yang tidak prospektif dan kooperatif, saya tolak,” ucapnya ketika diwawancai oleh Majalah Tempo terkait isu tersebut.
Gus Iim yang dikenal humoris, bergaya santai, blak-blakan, dan galak ini kini telah tiada. Meski tak banyak dikenal publik dibanding kakak-kakaknya, namun ia memiliki andil besar dalam membereskan ekonomi Indonesia khususnya di masa kepimpimanan sang kakak, Abdurrahman Wahid.