Crispy

Ahmed el-Ahmed, Pahlawan Penembakan Komunitas Yahudi di Australia Dapat Donasi Rp 27,5 Miliar

  • Saat menerima cek donasi itu, Ahmed el-Ahmed bertanya dengan nada lirih; “Apakah saya layak mendapatkannya?”
  • Ahmed teringat kampung halamannya di Suriah, yang ditinggalkan 20 tahun lalu.

JERNIHAhmed el-Ahmed, pahlawan dalam peristiwa penembakan komunitas Yahudi di Pantai Bondi, Australia, 14 Desember 2025, menerima cek senilai 2,5 juta dolar Australia atau Rp 27,5 miliar sumbangan puluah ribu orang melalui situs web donasi.

Ayah dua anak asal Suriah itu masih di tempat tidur RS St George, saat menerima cek dari Zachery Dereniowski, influencer media sosial dan salah satu penyelenggara GoFundMe. Lebih 43 ribu orang di seluruh dunia berkontribusi dalam penggalangan dana, termasuk miliarder Australia Bil Ackman yang memberikan 99.999 dolar Australia dan membagikan penggalangan dana di akun X-nya.

Ahmed bersembunyi di balik mobil yang terparkir, bergerak merayap untuk mendekati penyerang. Ia tetap tak terlihat saat sedemikian dekat di belakang penyerang. Ia sejenak menunggu kesempatan, dan menyergap sang penembak dari belakang. Bergumul dan merebut senjata salah satu penembak.

Ia tak bisa menembak, yang membuatnya tak melumpuhkan penembak yang tak lagi bersenjata. Saat itulah penembak kedua melepas peluru ke arahnya. Ahmed terluka di kedua tangan dan dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi.

Aksi heroik Ahmed terekam kamera, viral di media sosial, dan menyebar ke seluruh dunia. Ahmed, pedagang tembakau di Sydney, menjadi pembicaraan di Australia. PM Australia Anthony Albanese menjenguknya di rumah sakit.

Saat menerima cek itu, Ahmed bertanya; “Apakah saya pantas mendapatkanya?” Dereniowski menjawab: “Anda layak mendapatkan setiap sennya.”

Kepada semua pemberi donasi, Ahmed mengatakan; “Untuk saling mendukung semua manusia. Lupakan semua hal buruk, dan teruslah beruang menyelamatkan nyawa.”

Ahmed melanjutkan sambil mengangkat tinjunya yang tidak terluka ke udara; “Ktika saya menyelamatkan orang-orang itu, saya melakukannya dengn hati karena itu adalah hari yang indah, semua menikmati perayaan, bersama anak-anak mereka, wanita, pria, remaja, semua orang bahagia dan mereka pantas menikmatinya.”

Pria usia 43 tahun itu tidak mengatakan apa yang akan dilakukan dengan uang donasi yang diperoleh. Ia mungkin teringat kampung halamannya di Idlib, Suriah, yang ditinggalkan 20 tahun allu untuk mencari pekerjaan di Australia.

Back to top button