Veritas

The New York Times: Pemerintah Netanyahu Ancaman Bagi Masa Depan Israel

“Kabinet baru [Netanyahu] sedang dibentuk termasuk partai-partai radikal sayap kanan yang menyerukan, antara lain, memperluas dan melegalkan pemukiman dengan cara yang secara efektif akan membuat negara Palestina di Tepi Barat menjadi tidak mungkin; mengubah status quo di Temple Mount, sebuah tindakan yang berisiko memprovokasi babak baru kekerasan Arab-Israel; dan merongrong otoritas Mahkamah Agung Israel, sehingga membebaskan Knesset, badan legislatif Israel, untuk melakukan apa pun yang diinginkannya, dengan sedikit pengekangan yudisial,” The Times memperingatkan.

JERNIH–Media terkemuka AS, The New York Times, pekan ini menerbitkan sebuah tajuk rencana yang memperingatkan bahwa pemerintahan ultra-religius Benjamin Netanyahu merupakan bahaya bagi demokrasi Israel. Tulisan berjudul “Demokrasi di Negara Yahudi Dalam Bahaya” itu menyatakan, sementara Netanyahu memenangkan pemilihan secara adil, kekuasaan Bersama yang dia tawarkan kepada mitra sayap kanan dan ultra-ortodoksnya kontan menciptakan ancaman nyata bagi nilai-nilai demokrasi.

Dewan Redaksi The Times mengatakan, pihaknya selama ini telah menjadi “pendukung kuat Israel dan solusi dua negara” dan akan tetap demikian. Tetapi bagi The Times, pemerintahan Netanyahu yang segera berkuasa “merupakan ancaman signifikan bagi masa depan Israel, baik  arahnya, keamanannya, dan bahkan gagasan awal tentang tanah air Yahudi.”

Times berpendapat, pemerintahan baru Netanyahu “menandai perpecahan dan paling mengkhawatirkan disbanding semua pemerintahan Israel dalam sejarah 75 tahun negeri itu. Times melihat, kemenangan 64-56 kursi dalam Pemilu baru-baru ini telah memberinya “mandat luas untuk dibuat sebagai konsesi kepada partai-partai ultrareligius dan ultranasionalis.”

Times juga mengatakan, dengan posisi pemerintah yang akan datang seperti itu, besar kemungkinan solusi dua negara yang diharapkan tercapai, baik secara militer maupun politik, tidak mungkin muncul. Lebih jauh Times meminta pemerintahan Biden untuk “melakukan apa pun yang bisa untuk menyatakan dukungannya bagi masyarakat yang diatur oleh persamaan hak dan supremasi hukum di Israel”.

“Itu akan menjadi tindakan persahabatan, konsisten dengan ikatan mendalam antara kedua negara,” kata The Times.

Tidak hanya itu, editorial The Times juga memperingatkan mitra Netanyahu, terutama pimpinan kelompok sayap kanan, anggota Parlemen (member of Knesset) Itamar Ben Gvir.

“Kabinet baru [Netanyahu] sedang dibentuk termasuk partai-partai radikal sayap kanan yang menyerukan, antara lain, memperluas dan melegalkan pemukiman dengan cara yang secara efektif akan membuat negara Palestina di Tepi Barat menjadi tidak mungkin; mengubah status quo di Temple Mount, sebuah tindakan yang berisiko memprovokasi babak baru kekerasan Arab-Israel; dan merongrong otoritas Mahkamah Agung Israel, sehingga membebaskan Knesset, badan legislatif Israel, untuk melakukan apa pun yang diinginkannya, dengan sedikit pengekangan yudisial,” The Times memperingatkan.

Semua langkah ini “mengganggu,” kata editorial itu, “dan para pemimpin Amerika harus mengatakan hal itu.”

Laporan media berbahasa Ibrani mengatakan, pada Selasa mendatang Netanyahu akan memberi tahu Presiden Isaac Herzog bahwa dia telah membentuk pemerintahan, menjelang batas waktu 21 Desember untuk merundingkan koalisi. [The New York Times]

Back to top button