Crispy

Akhir Petualangan Penjahat Legendaris Mat Item dalam Liputan Pers Belanda

  • Mat Item dimitoskan memiliki kesaktian; kebal senjata tajam dan peluru, dan bisa menghilang.
  • Batalyon Kala Hitam mematahkan mitos itu, dan menemukan fakta mencengangkan; Mat Item punya gudang senjata.

JERNIH — Tanyakan kepada penduduk asli Cengkareng, Rawa Buaya, Kosambi, dan sekitarnya tentang Mat Item, mereka pasti menyimpan cerita — yang dituturkan orang-orang tua mereka — tentang penjahat legendaris itu.

Seperti kebanyakan kisah penjahat atau jagoan legendaris yang dinarasikan secara lisan, kisah Mat Item memiliki banyak versi. Terlebih, narasi lisan akan selalu menarik bagi pendengarnya jika dibumbui mitos dan spekulasi.

Mitos seputar Mat Item adalah tak mempan senjata tajam, kebal peluru, serta mampu menghilang. Namun, itulah yang membuat kisah Mat Item bertahan sekian generasi di masyarakatnya.

Dari sekian banyak versi tetang Mat Item, yang mungkin belum banyak digali adalah versi surat kabar Belanda. Sialnya, menggali versi ini tidak mudah, karena koran-koran Belanda yang masih terbit sampai 1953 tidak menulis Mat Item secara panjang.

Kalau pun ada yang memberi perhatian lebih kepada sepak terjang Mat Item, mungkin hanya Indische courant voor Nederland. Dalam edisi 28 Februari 1953, misalnya, koran itu menulis panjang tentang akhir petualangan Mat Item.

Koran-koran lainnya; Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, Java Bode, De Locomotief, dan De Telegraaf, hanya menulis pendek tentang penembakan Mat Item.

Pasca penembakan Mat Item, beberapa koran berbahasa Belanda memberitakan tentang penangkapan sisa-sisa gerombolan perampok itu. Namun, hanya berupa berita pendek tanpa judul.

Hadji Mohamad Item

Mengenakan judul Beruchte bendeleider Mat Item na achtervolging gedood, atau Pemimpin Geng Terkenal Mat Item Terbunuh Setelah Pengejaran, Indische courant voor Nederland edisi 28 Februari 1953 secara menarik bertutur rinci tentang penyegapan dan penembakan Mat Item. Berita ditempatkan di halaman depan, tepat di samping berita utama, atau headline.

Berita tampaknya ditulis sepekan lebih setelah peristiwa. Ini terlihat pada tanggal di bawah judul, yaitu Djakarta, 20 Februari.

Lead, atau kepala berita, berbunyi; “Kemarin pagi, sekitar pukul sembilan, satuan tentara Kala Hitam dari Divisi Siliwangi yang dipimpin Letnan II Suhanda berhasil menembak pemimpin komplotan kondang Mat Item alias Haji Mohamad Item bin Adjum setelah terjadi kejar-kejaran di bantaran Kali Angke, tepatnya di Kampung Bodjong, Desa Petir, dekat Tangerang.”

Seperti diketahui, Mat Item memimpin kelompok perampok yang meneror warga sekitar pinggir Jakarta dan Tangerang selama empat tahun.

Hadji Mohammad Item bin Adjum, terkenal dengan sebutan Mat Item, terkena peluru karaben di dekat panggul sebelah kiri. Ia meninggal dunia di poliklinik rawat jalan di Tangerang, dua jam setelah tertembak.

Ia tak bisa memberikan keterangan, bahkan sekedar membenarkan dirinya adalah Mat Item. Namun, seorang lelaki — yang menurut prajurit Kala Hitam adalah kaki tangan Mat Item — membenarkan lelaki yang ditembak dan tewas di poliklinik Tangerang adalah sang pemimpin gerombolan perampok.

Kronologi

Sebagian prajurit Kala Hitam yang ditempatkan di Tangerang mendapat perintah mengejar Mat Item dan komplotannya. Pada Rabu malam, Letnan II Suhanda menerima kabar dari penduduk bahwa Mat Item terlihat di Kampung Petir. Ia segera membagi 20 prajurit Kala Hitam ke dalam dua kelompok patroli.

Pada Kamis dini hari, patroli pertama menyisir Kampung Petir. Patroli kedua menyusur aliran Kali Angke. Jelang matahari terbit, patroli kedua maju ke Kampung Kodja untuk menangkap Katjung, kaki tangan Mat Item, dan memandu prajurit melacak sang penjahat.

Di Kampung Bodjong, saat patroli kedua tiba, sejumlah lelaki melarikan diri dari sebuah rumah. Prajurit Kala Hitam melepas tembakan ke udara dan mengejar. Terjadi baku tembak tapi tidak ada korban jiwa sampai tiga pria yang melarikan diri melintas Kali Angke.

Naas bagi tiga pria itu. Saat mereka mencapai seberang Kali Angke, senjata otomatis menyambut mereka. Satu dari tiga pria itu ambruk. Kini, dua kelompok patroli Kala Hitam menyatu. Sebagian dari mereka mengangkat pria yang ambruk, lainnya mengejar dua pria lain yang luput dari berondongan.

Saat itulah Katjung memastikan pria yang tertembak adalah Mat Item. Mengenakan kemeja putih dan celana pendek hitam, Mat Item dibawa ke poliklinik rawat jalan Tangerang untuk mendapatkan pertolongan.

Meski menggunakan mobil, kondisi jalan yang rusak membuat perjalanan dari lokasi penembakan ke Tangerang memakan waktu dua jam. Mat Item sekarat, banyak darah keluar dari luka di tubuhnya. Ia tak dapat menjawab pertanyaan prajurit Kala Hitam yang ingin memastikan pria yang ditembak adalah Mat Item.

Tak lama setelah tiba di poliklinik rawat jalan Tangerang, Mat Item mengembuskan nafas terakhir. Beberapa prajurit menggeledah tubuhnya, dan menemukan pistol dan dua keris keramat. Salah satu keris patah terkena peluru.

Dua pria lainnya yang bersama Mat Item berhasil melarikan diri.

Mitos Mat Item

Mat Item berusia sekitar 35 tahun saat menemui ajal. Ia menebar teror di sekujur pinggir Jakarta selama empat tahun. Sesekali kelompok Mat Item beroperasi di perkotaan dan di wilayah Tangerang.

Lahir di Jakarta, tepatnya di Kampung Rawa Belong, Mat Item mengawali karier kejahatannya tahun 1949. Sejak itu dia melakukan banyak perampokan yang disertai pembunuhan. Tidak sedikit penduduk menjadi korban pembunuhan anak buah Mat Item.

Ia bersembunyi di dua tempat berbeda; Paal Merah dan Tangerang, setiap usai merampok, memeras, dan melakukan pembakaran. Kali Angke menjadi saksi bisu teror Mat Item terhadap penduduk. Entah berapa kali warga di sepanjang bantaran Kali Angke menemukan mayat mengambang dengan luka bacok atau kepala berlubang.

Dibanding penjahat lain, terutama di Pitung dan Si Toit, karier Mat Item relatif panjang, yaitu empat tahun. Selama waktu itu ia kerap lolos dari sergapan tentara dan polisi, serta piawai melarikan diri.

Akibatnya, penduduk yakin Mat Item memiliki kekuatan supranatural, mulai dari kebal senjata tajam dan peluru, sampai menghilang saat dikejar tentara dan polisi. Mat Item menjadi mitos, atau dimitoskan penduduk. Prajurit Kala Hitam mengakhiri mitos itu.

Kundur Si Algojo dan Gudang Senjata

Artikel Indische courant voor Nederland edisi 28 Februari 1953 ditutup dengan kisah masyarakat menyampaikan ucapan terima kasih kepada Batalyon Kala Hitam. Lainnya adalah penangkapan empat ‘anak buah’ Mat Item dan beberapa kobaloratornya.

Dari sekian penangkapan pasca penembakan Mat Item, yang cukup menarik perhatian adalah pembekukan Kundur. Kesaksian penduduk, dan anggota kelompok Mat Item lainnya, menyebutkan Kundur adalah algojo.

Dibanding Mat Item, Kundur lebih banyak membunuh — atas suruhan sang bos atau bertindak sendiri. Seperti Mat Item, Kundur juga ngetop dengan segala kesadisannya, tapi tidak ada narasi sang algojo dimitoskan memiliki kesaktian.

Sebagai koran yang memberi perhatian lebih terhadap Mat Item, Indische courant voor Nederland edisi 8 Maret 1953 menurunkan berita menarik berjudul Wapenarsenaal opgegraven, atau Gudang Senjata Ditemukan. Ini berita penemuan gudang senjata Mat Item.

Berdasarkan informasi warga, prajurit Kala Hitam menangkap dua anggota komplotan Mat Item. Warga juga memberikan informasi adanya gudang senjata, dan dua anggota komplotan Mat Item itu pasti tahu.

Prajurit Kala Hitam menginterogasi kedua anggota komplotan Mat Item itu dan mendapatkan informasi adanya gudang senjata bawah tanah di Desa Pinang. Dibantu penduduk, prajurit Kala Hitam melakukan penggalian di Desa Pinang dan menemukan lusinan senjata api otomatis; Vickers dan Bren, karabin, dan sejumlah besar amunisi.

Pembersihan terhadap mantan anggota geng Mat Item yang terus berlanjut membuat penduduk Cipondoh semakin tidak takut untuk balas dendam. Terlebih Batalyon Kala Hitam menurunkan intelejennya ke kampung-kampung.

Yang terjadi berikutnya adalah penduduk Cipondoh menggelar rapat besar dengan tujuan mengumpulkan informasi sekitar sisa-sisa geng Mat Item, dan memberikannya kepada aparat keamanan.

Warga Balas Dendam

Bulan-bulan berikut setelah penembakan Mat Item dan penangkapan Kundur, pers Belanda menurunkan berita tentang pengejaran sisa-sisa gerombolan Mat Item.

Java Bode edisi 3 Maret 1953, misalnya, menurunkan berita pendek tentang penembakan T bin K oleh Batalyon Kelelawar 307 di Kampung Liau, Ciledug. Polisi menyita satu senjata api dari pinggang buronan itu.

Java Bode esisi 2 April 1953 memberitakan penangkapan dua anggota geng Mat Item di Tangerang oleh aparat kepolisian. Tersangka mengaku bersalah melakukan semua yang dituduhkan polisi.

Java Bode edisi 21 November 1953 menberitakan penangkapan sembilan anggota gerombolan Mat Item di Tangerang dengan tuduhan pembunuhan, membuat onar, dan tindak kekerasan lainnya.

Namun, berita menarik diturunkan Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode edisi 30 Maret 1953. Saat itu, Kamis siang sekitar pukul dua, seorang pemuda dianiaya warga saa keluar dari halte Panunggangan, Tangerang, dan meninggal dunia akibat luka-luka yang diderta.

Jenazah pemuda itu dibawa ke RSUD Tangerang. Polisi mencari tahu identitas pemuda itu. Beberapa warga mengatakan pemuda itu anggota geng Mat Item. Ini diperkuat oleh kesaksian kaki tangan Mat Item yang masih hidup dan mendekam di penjara.

Petualangan Mat Item dan kelompoknya berakhir sebelum 1953. Namun, kisah kekejaman dan mitos-mitos di sekitar perampok sadis itu masih dinarasikan secara lisan sampai saat ini.

Back to top button