Anak Krakatau Makin Aktif, PVMBG Naikan Status ke Level Waspada
- Letusan terbesar terjadi Minggu 24 April, dengan 9.000 ton debu dimuntahkan.
- Tidak ada indikasi aktivitas Anak Krakatu mereda, yang membuat status perlu dinaikan.
JERNIH — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bahaya Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Anak Krakatau ke level waspada, menyusul letusan yang memuntahkan awan debu setinggi 3.000 meter, Senin 25 April.
“Kami meningkatkan status Gunung Anak Krakatau dari level dua ketiga, dan merekomendasikan agar tidak ada yang diijinkan mendekat sampai radius lima kilomter dari kawah aktif,” kata Hendra Gunawan, kepala PVMBG kepada wartawan.
Letusan terbesar Gunung Anak Krakatau terjadi Minggu 24 April. Setelah itu aktivitas meningkat. Pihak PVMBG juga mengingatkan penduduk untuk memakai masker karena debu terus menyebar.
Laporan lain menyebutkan terjadi lonjakan signifikan dalam emisi karbon dioksida.
Sepekan sebelumnya, tepatnya pada 15 April, Gunung Anak Krakatau melepaskan 68 ton debu. Pada Minggu 24 April, jumlah debu yang dilontarkan ke udara jauh lebih banyak, yaitu 9.000 ton.
Tidak ada evakuasi penduduk di pulau-pulau terdekat. Rute laut yang sibuk, antara Merak dan Bakauheni, tidak terpengaruh.
Gunung Anak Krakatu aktif secara sporadis sejak muncul dari bawah laut pada awal abad 20 di kaldera yang terbentuk setelah letusan Gunung Krakatau 1883.
Letusan Gunung Krakatau 1883 tercatat sebagai bencana paling mematika dan merusak dalam sejarah, dengan perkiraan korban tewas mencapai 35 ribu orang.
Anak Krakatau terakhir meletus 2018, menghasilkan tsunami yang menewaskan 429 orang dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.