Crispy

Arab Saudi Gelar Eksekusi Hukuman Mati Terbesar Dalam Sejarah

  • Tidak ada penjelasan di mana eksekusi berlangsung, dan bagaimana terpidana mengakhiri hidupnya.
  • Arab Saudi kali terakhir menggelar eksekusi massal tahun 2019, degnan 37 pengikut Syiah menemui ajal.

JERNIH — Arab Saudi, Sabtu 12 Maret, mengeksekusi 81 terpidana mati, dan tercatat sebagai yang terbesar dalam sejarah modern.

Mereka yang menjalani eksekusi adalah pelaku kejahatan, mulai dari pembunuhan, anggota kelompok militan, dan teroris.

BACA JUGA:

Eksekusi terbesar sebelumnya terjadi tahun 1980, yaitu 63 militan yang menyerbu Masjidil Haram tahun 1979. Serangan terhadap tempat suci bagi seluruh umat Islam di muka bumi itu adalah yang terburuk.

Tidak jelas mengapa Arab Saudi memilih hari Sabtu sebagai waktu eksekusi. Mungkin karena dunia sedang asyik menikmati aksi Vladimir Putin meluluh-lantakan Ukraina.

Selama pandemi jumlah terpidana mati menurun, namun Arab Saudi tetap memenggal kepala narapidana.

Saudi Press Agency (SPA) memberitakan mereka yang dieksekusi adalah pembunuh pria, wanita, dan anak-anak tak bersalah, anggota Al Qaida, anggota Negara Islam (IS), dan pendukung pemberontak Houthi di Yaman.

Arab Saudi, bersama mitra koalisinya, memerangi Houthi yang didukung Iran sejak 2015.

Sebagian besar yang dieksekusi, yaitu 73 orang, adalah warga Yahudi. Lainnya, tujuh warga Yaman, dan satu warga Suriah. Namun SPA tidak menyebut di mana eksekusi berlangsung.

Tidak pula ada penjelasan bagaimana eksekusi berlangsung, meski semua tahu terpidana biasanya dipenggal. Eksekusi ini menuai kedaman internasional.

Eksekusi massal terakhir terjadi Januari 2016, dengan 47 orang. Salah satu yang dipenggal adalah ulama Syiah, oposisi terkemuka yang menggalang demonstrasi.

Tahun 2019, Arab Saudi mengeksekusi 37 orang, sebagian besar minorita Syiah yang divonis atas kejahatan terkait terorisme. Tubuh dan kepala terpenggal dipaku di sebuah tiang, sebagai peringatan bagi yang lain.

Back to top button