Arteria Dahlan Lupa Kalau Bung Karno Punya Hubungan Spesial Dengan Sunda
Asal tahu saja, nafas tersebut dibangun dan dikembangkan Bung Karno di Jawa Barat dan diambil dari nama seorang petani bernama Marhaen pada tahun 1927.
JERNIH-Arogansi dan kesombongan Arteria Dahlan, bukan merupakan barang baru. Beberapa waktu lalu, dalam sebuah diskusi terkait Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang KPK, dia dengan sangat berani memaki, membentak dan menunjuk-nunjuk Professor Emil Salim yang dari sisi usia saja, berbeda sangat jauh. Dan terkini, dia mengusik ketenangan Orang Sunda dengan meminta Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dipecat dari jabatannya cuma gara-gara berbahasa Sunda di dalam rapat kerja antara Kejaksaan Agung dan Komisi III DPR RI.
Sepertinya, dia tak paham bahwa ada hubungan spesial antara Bung Karno dengan tanah Sunda terkait ideologi yang diadopsi partainya yakni, PDI Perjuangan.
Di masa lalu, Presiden Soekarno menyodorkan ideologi Marhaenisme yang merupakan penentang penindasan manusia atas manusia. Asal tahu saja, nafas tersebut dibangun dan dikembangkan Bung Karno di Jawa Barat dan diambil dari nama seorang petani bernama Marhaen pada tahun 1927.
Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono, seperti diberitakan Galamedia mengatakan, terciptanya Marhaenisme, penggalian Pancasila dan semangat memerdekakan Indonesia, merupakan buah dari proses perjalanan Bung Karno di Jawa Barat. Bahkan jika menilik lebih jauh lagi, Sang Proklamator memulai kiprahnya menentang kolonialisme bermula ketika dia masih tercatat sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung atau Technische Hoogeschool te Bandoeng.
Arteria juga nampaknya tak paham bahwa Bung Karno juga banyak mempelajari soal seluk beluk politik di bawah bimbingan Haji Oemar Said Cokroaminoto di Bandung, sebagai Paris van Java dan ibu kota Jawa Barat, tatar Sunda.
Ono yakin betul kalau Asep N Mulyana, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menggunakan bahasa Sunda dalam rapat antara Kejaksaan Agung dan Komisi III DPR RI, hanya bertujuan menjalin suasana kekeluargaan dan keakraban tanpa maksud macam-macam.[]