AS Batalkan Uji Tembak Rudal Hipersonik Dark Eagle, Paman Sam Kian Tertinggal
- Pembatalakan terjadi di menit-menit akhir setelah pemeriksaan pra-penerbangan.
- Tidak ada penjelasan resmi soal pembatalan. Pentagon hanya mengatakan telah memperoleh data penting.
JERNIH — Pentagon, Rabu 6 September waktu setempat, membatalkan uji tembak rudal hipersonik jarak jauh (LRHW) ‘Dark Eagle’ pada menit-menit terakhir.
Departemen Pertahanan AS mengatakan uji tembak di Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida itu berujuan mendapatkan informasi perkembangan teknologi hipersonik.
“Namun, dari hasil pemeriksaan pra-penerbangan, tes itu tidak bisa dilakukan,” demikian pernyataan resmi Pentagon tanpa mengungkap alasan pembatalan.
Pentagon juga mengklaim meski mengalami kemunduran dalam pengembangan rudal hipersonik, AS berhasil mengumpulkan data kinerja perangkat keras dan lunak di darat. Data itu menginformasikan kemajuan berkelanjutan dalam penggunaan senjata hipersonik.
Bloomberg menulis pembatalan uji coba pada menit terakhir menimbulkan keraguan apakah AS mampu mencapai tujuannya, yaitu Dark Eagle mampu bertempur pada 30 September.
Maret lalu, AS juga membatalkan uji tembak rudal hipersonik permukaan ke permukaan setelah dilakukan pemeriksaan pra-penerbangan. Wakil Laksamana AL AS Johnny Wolfe mengatakan kepada Kongres bahwa masalahnya adalah baterei tidak aktif di sistem.
Dark Eagle adalah rudal hipersonik yang dikembangkan Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS, yang diharapkan menjadi sistem hipersonik pertama yang digunakan AS.
Sebelumnya, AS juga membatalkan program rudal hipersonik udara ke darat (ARRW) setelah serangkaian tes yang gagal. Para analis, termasuk dari beberapa negara Barat, mencatat AS tertinggal di belakang Rusia dan Cina dalam pengembangan senjata hipersonik.
Jika AS benar-benar gagal, dan tak punya rudal hipersonik, sistem pertahanan udara Paman Sam menjadi benar-benar lemah karena tidak memiliki kemampuan mencegat rudal hipersonik.
Dalam beberapa tahun terakhir Rusia mengembangkan beberapa sistem rudal hipersonik. Terakhir, Rusia mengembangkan pesawat layang Avangard yang dipasang pada ICBM sistem silo.
AL Rusia dilengkapi rudal hipersonik Zirkon, dan rudal hipersonik Kinzhal telah digunakan di medan tempur Ukraina.