AS Pertimbangkan Usir Massal Wartawan Cina
Washington — AS mempertimbangkan mengusir wartawan Cina, sebagai balasan atas tindakan Beijing mengusir tiga wartawan The Wall Street Journal (WSJ).
Dalam diskusi dengan Bloomberg, beberapa pejabat AS mengatakan pemerintah Presiden Donald Trump sedang series membahas kemungkinan mengusir ratusan wartawan Tiongkok yang meliput di AS.
John Ullyot, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan serangkaian tanggapan atas pengusiran tiga wartawan sedan dibahas.
Pengusiran massal akan menunjukan peningkatan tajam konflik Washington-Beijing, terkait peran dan hak-hak wartawan. Washington dipastikan akan dikecam publiknya, dan masyarakat internasional, karena melakukan tindakan balas dendam.
Wakil Penasehat Keamanan Nasional Matt Pottinger, yang juga mantas wartawan WSJ di Beijing, memipin debat intens untuk menentukan nasib wartawan Cina di AS.
Di satu sisi, Washington ingin balas dendam. Di sisi lain, AS akan menghadapi Kocaman karena menginjak-injak nilai-nilai Paman Sam tentang kebebasan pers.
Pejabat AS lainnya mempertanyakan bagaimana pengusiran massal dimungkinkan secara hukum, karena wartawan asing bekerja untuk pemerintahan Trump.
Yang perlu diketahui adalah tak satu pun wartawan Cina di AS melakukan kesalahan. Jika pengusiran harus dilakukan, pencabutan visa akan memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, karena tidak ada dasar hukum yang bisa digunakan.
Chao Deng, Philip Wen, dan kepala Biro WSJ di Beijing Josh Chin, diusir Beijing akibat judo artikel yang menggunakan Sick Man untuk menyebut Cina. WSJ menolak minta maaf, yang membuat pejabat Cina marah.