Aung San Suu Kyi Ingkari Pembantaian Rohingya
Yangon — Aung San Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian, mengingkari pembantaian Muslim Rohingya dan akan memimpin delegasi Myanmar ke pengadilan tinggi PBB untuk membantah negaranya telah melakukan genosida.
“Myanmar telah menunjuk pengacara internasional terkemuka untuk melawan kasus yang diajukan Gambia,” kata kantor penasehat negara Aung San Suu Kyi di laman Facebook-nya.
“Dalam kapasitasnya sebagai menteri urusan luar negeri, penasehat negara akan memimpin delegasi ke Pengadilan Tinggi Internasional (ICJ) di Den Haag,” lanjut pernyataan itu.
Lebih 700 ribu Rohingya, lebih 90 persen Muslim, melarikan diri ke Bangladesh akibat ditumpas militer Myanmar sepanjang 2017. Penyidik PBB menyebutkan Myanmar melakukan semua itu dengan niat genosida.
Pemerintah Myanmar, negara mayoritas pemeluk Buddha, berulang kali membenarkan tindakan kejinya atas Rohingya. Mereka menolak penyelidikan internasional, dan merasa mampu melakukan hal serupa.
Gambia, negara kecil di sebelah barat Afrika, mengajukan gugatan ke ICJ setelah mendapatkan dukungan 57 negara Organisasi Kejasama Islam (OKI). Kasus ini akan menjadi upaya hukum internasional pertama untuk mengakhiri tindakan keji Myanmar.
ICJ mengatakan akan mengadakan dengar pendapat publik pertama pada 10 sampai 12 Desember 2019.