Belarusia Ikutan Hantam Ukraina, Putin Diduga Gunakan Taktik Abad Pertengahan
- Pasukan Belarusia dikabarkan berada di antara konvoi sepanjang 40 kilometer ke Ukraina.
- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membenarkan pasukannya mendekat ke perbatasan Ukraina.
- Vladimir Putin dikhawatirkan menggunakans strategi abad pertengahan.
JERNIH — Ukraina, Belarusia, dan Rusia, adalah tiga negara yang membubarkan Uni Soviet. Kini, Ukraina dikeroyok Rusia dan Belarusia.
Vitaly Kyrylov, juru bicara Pasukan Pertahanan Wilayah Utara Ukraina, mengatakan Belarusia berada di antara konvoi sepanjang 40 kilometer pasukan yang akan menggempur Kiev dan sekujur Ukraina.
Daily Mail memberitakan Presiden Vladimir Putin dicurigai menggunakan taktik abad pertengahan, yaitu memaksakan kemenangan berdarah setelah serangkaian kekalahan memalukan di hari-hari pembukaan perang.
Di timur laut Ukraina, menurut Kyrylov, pasukan Belarusia telah memasuki Chernihiv. Presiden Alexander Lukashenko mengakui telah mengirim pasukan gerak cepat ke perbatasan untuk menghentikan aksi militer apa pun terhadap Belarusia. Namun tidak mengakui pasukannya telah bergabung dengan Rusia untuk menghancurkan Kiev.
BACA JUGA:
- Olena Zelenska, Ibu Negara Ukraina dan Target Nomor Dua Vladimir Putin
- Mantan Ratu Kecantikan Ukraina Tinggalkan Catwalk, Angkat Senjata Hadapi Rusia
Konvoi kendaraan militer dan pengangkut pasukan Rusia mengular seolah tanpa ujung. Kuat dugaan Putin akan mengepung Kiev dari semua sudut, menghancurkannya, dan membunuh semua orang yang tinggal di dalam kota.
Rusia punya pengalaman melaukan itu di Georgia tahun 2008 dan Suriah. Di Georgia, Rusia hanya butuh lima hari untuk menghancurkan Tbilisi dan memaka Presiden Mikheil Saakashvili bertekuk lutut.
Di Suriah, Rusia memaksa pasukan Bashar al-Assad menghabisi kubu pemberontak dengan serangan habis-habisan dan tanpa henti. Rusia dan Bashar al Assad menang, dan menutup rasa malunya.
Vadym Prystaiko, duta besar Ukraina untuk Inggris, mengatakan Rusia kemungkinan mencoba memicu krisis pangan dengan memotong pasukan makanan ke kota-kota besar. Gambar memperlihatkan, kata Prystaiko, toko-toko sudah kosong.
“Militer Ukraina harus turun tangan untuk memastikan setiap penduduk memiliki akses ke makanan,” kata Prystaiko.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan Rusia menghancurkan perdamaian di Eropa dengan mengajak Belarusia mengivasi Ukraina. Stoltenberg bersumpah akan mendukung Kiev mempertahankan setiap inci wilayahnya.
Namun, saat berbicara di pangkalan udara Lask di Polandia, Stoltenberg mengulanginlagi pernyataannya bahwa NATO bertahan dan tidak akan mengirim pasukan untuk membantu Ukraina.
“NATO tidak akan ambil bagian di konflik ini,” katanya.
Pernyataan Stoltenberg seolah membenarkan apa yang dikatakan Presiden Volodymyr Zelenesky, bahwa Ukraina ditinggalkan sendirian. Kini, Ukraina harus menghadapi dua kekuatan; raksasa Rusia dan anjingnya yang bernama Belarusia.