Crispy

Biarawan Kristen Ethiopia dan Mesir Tawuran di Yerusalem, Rebutan Biara Warisan Salah al-Din Al Ayyubi

  • Biara itu diberikan kepada Kristen Koptik Mesir atas kontribusinya dalam Perang Salib.
  • Kristen Abyssinia menuntut kepemilikan atas biara itu, dan berusaha mengibarkan bendera Ethiopia.

JERNIH — Konflik lama atas Biara Deir Al-Sultan, yang kini dikuasai Kristen Koptik Ortodoks Koptik Yerusalem, meletus lagi dalam bentuk tawuran antara biarawan dari Mesir dan Ethiopia.

Pers Mesir, seperti dikutip Arab News, melaporkan tawuran terjadi ketika biarawan Ethiopia mengibarkan bendera negaranya di situs itu dan menyerang biarawan Mesir yang ada di dalam biara.

Anba Antonios, pemimpin Metropolitan Tahta Suci Yerusalem, merespon dengan menempatkan bendera Mesir di biara. Biarawan Mesir lainnya memanggil polisi Israel untuk memaksa orang-orang Ethiopia menurunkan bendera mereka.

Biara Deir Al-Sultan menjadi saksi pertengkaran verbal biarawan kedua pihak, yang membuat tentara Israel melakukan intervensi.

Deir Al-Sultan adalah biara yang diberi nama Sultan Salah Al-Din Al Ayuubi — pembebas Yerusalem dari pendudukan Eropa. Biara terletak di dalam tekmbok kota tua Yerusalem, tepatnya di Christian Quarter.

Sultan Al-Ayyubi memberikannya kepada Kristen Koptik sebagai penghargaan atas peran mereka dalam pertempuran melawan tentara Salib yang menduduki Yerusalem.

Menurut Anba Antonios, serangan terhadap Deir Al-Sultan terjadi hampir setiap tahun, dimulai dua atau tiga tahun lalu ketika orang-orang Ethiopia mengibarkan bendera nasional mereka sebagai upaya mengklaim kepemilikan.

“Ada keputusan pengadilan tentang kepemilikan kami atas biara, dan kami menunggu untuk dilaksanakan,” kata Uskup Antonios. “Biara ini bukan milik mereka, dan pemerintah seharusnya membentuk komite antara kami dan orang-orang Ethiopia untuk membahas mekanisme penerapan keputusan itu.”

Menurut Antonios, Kristen Koptik menerima banyak janji bendera Ethiopia akan dicabut. Tahun ini, sebelum perayaan dan Pekan Suci, Kristen Koptik bertemu Dirjen Polisi Yerusalem dan petugas polisi.

“Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami ingin berdoa dengan tenang, dan berjanji menyelesaikan semua masalah,” lanjut Uskup Antonios dalam pernyataannya.

Uskup Antonios melanjutkan; “Kemarin kami terkejut dengan penempatan bendera Ethiopia dan kami menghubungi polisi. Polisi mengatakan akan menghubungi kementerian dalam dan luar negeri, untuk pertemuan bersama.”

Uksup Agung Kristen Koptik mengatakan satu-satunya biarawan yang tinggal di biara itu terus-menerus menjadi sasaran pelecehan orang-orang Ethiopia, dan mencegahnya memasuki biara.

Biara Deir Al-Sultan telah lama menjadi saksi perselisihan kepemilikan antara Gereja Mesir dan Abyssinian. Selama tiga abad biarawan Mesir menjadi tuan rumah bagi Abyssinian karena ketidak-mampuan mereka membayar pajak.

Perselisihan diperbarui tahun 2019 atas sebuah tenda tempat bendera Ethiopia dikibarkan. Biarawan Mesir berkumpul di biara ini dua hari lalu untuk menurunkan bendera Ethiopia di tengah intervensi polisi Israel.

Back to top button