Biden Batalkan Rencana Vaksinasi Teroris Di Lapas Guantanamo
Rencana tersebut memancing kemarahan yang meluas. Mereka menolak pemerintah menempatkan teroris di atas warga AS biasa.
JERNIH-Pemerintah Joe Biden batal memberi vaksinasi Corona bagi para narapidana di kompleks penjara di Teluk Guantanamo. Pembatalan diumumkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), yang menyebut akan meninjau terlebih dahulu protokol perlindungan terhadap pasukan.
“Kami menghentikan rencana untuk bergerak maju karena kami meninjau protokol perlindungan pasukan. Kami tetap berkomitmen pada kewajiban untuk menjaga keamanan pasukan,” kata juru bicara Pentagon, John Kirby, dilansir Ani News, Ahad (31/1/2021).
Pembatalan pemberian vaksin Corona untuk napi Guantanamo hanya beberapa hari setelah sebelumnya Departemen Pertahanan AS mengumumkan, pekan depan akan memberi vaksin kepada tahanan di Guantanmo Bay.
Rencana tersebut mendapat penolakan berbagai pihak, termasuk anggota Parlemen AS dari Partai Republik yang menilai vaksin masih sangat terbatas, bahkan kurang di seluruh wilayah negara.
“Ini tidak dapat dimaafkan bahwa Presiden AS Joe Biden memilih untuk memprioritaskan vaksinasi bagi terpidana teroris di Gitmo dibandingkan orang-orang lanjut usia maupun veteran Amerika yang rentan,” kata salah satu politisi Partai Republik, Elise Stefanik.
Kritikan datang juga dari politisi Partai Republik lainnya, Dan Bishop yang menganggap rencana tersebut tidak pantas. Prioritas vaksin Corona seharusnya diberikan kepada jutaan warga Amerika, bukan para tahanan.
Rencana vaksinasi itu dilakukan saat Amerika kekurangan dosis yang mengakibatkan terhambatnya inokulasi di seluruh AS. Baru sekitar 26 juta orang AS yang telah divaksinasi sejauh ini.
Sebelumnya, sebanyak 40 tahanan di Guantanamo Bay akan vaksinasi Coronasecara sukarela. Guantanamo Bay dikenal sebagai penjara terpidana terorisme, di mana diantaranya adalah dalang dari tragedi serangan 11 September 2001.
Upaya memberi vaksin para tahanan diyakini untuk menghindari penundaan proses hukum lebih lanjut di tengah pandemi.
Tiga tahanan lain yang diduga terkait dengan Al Qaeda juga diperkirakan akan diprioritaskan menerima vaksin Corona, yakni Encep Nurjaman, alias Hambali, Mohammed Nazir Bin Lep, dan Mohammed Farik Bin Amin. mereka semua dituduh sebagai anggota kelompok ekstremis berbasis di Asia Tenggara yang dikenal sebagai Jemaah Islamiyah, dan telah ditahan AS sejak 2003. (tvl)