Crispy

BNPT : Ormas Diharapkan Jadi Garda Terdepan Jaga Kebhinekaan dan Persatuan

“Dengan adanya civil society moderat yang tergabung dalam LPOI dan LPOK, tentu ini harus menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan dan menjamin kebhinekaan bangsa Indonesia”

Jakarta – Keberadaan organisasi kemasyarakatan atau civil society berbasis Islam, yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) diharapkan menjadi garda terdepan menjaga kebhinekaan, harmonisasi kedamaian, persatuan, dan ketentraman terhadap bangsa Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, di Jakarta, seperti di rilis BNPT, Jumat (23/4/2021).

“Dengan adanya civil society moderat yang tergabung dalam LPOI dan LPOK, tentu ini harus menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan dan menjamin kebhinekaan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, pihaknya adalah mengajak semua ormas-ormas yang tergabung dalam LPOI maupun LPOK untuk sama-sama konsisten, istiqomah di dalam menjaga perjanjian-perjanjian yang sudah menjadi kesepakatan bangsa Indonesia. Seperti tertuang dalam konstitusi nasional berupa konsensus nasional Pancasila, UUD 1945 , Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

“Karena dengan konsisten terhadap konsensus nasional, maka bangsa kita akan bersatu, maju, damai, sejahtera, Baldatun Thayyibatun wa Robbun Ghofur,” kata dia.

Dirinya juga meminta masyarakat bangsa Indonesia untuk selalu peduli terhadap bahaya radikalisme dan terorisme. Karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama sejatinya adalah fitnah bagi Agama. Apalagi tindakan sikap maupun ideologi yang diusung yaitu ideologi transnasional sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam agama yang rahmatan lil alamin, toleran, yang mencintai persatuan dan perdamaian.

“Hal itu dapat menimbulkan pecah belahnya umat beragama dan menimbulkan fitnah di dalam agama. Sehingga toleransi itu wajib hukumnya,” katanya.

Selain itu, dalam menggunakan media sosial, masyarakat diminta untuk bijak, arif, dan secara benar. “Selama bulan Ramadan ini saya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar terhindar dari provokasi, hate speech serta jangan menebarkan hoaks,” ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum LPOI yang juga Ketua Umum LPOK, Said Aqil Sirodj, MA, mengatakan dengan kemajuan teknologi informasi seharusnya dapat digunakan mempererat dan memperkuat persahabatan.

“Yang terjadi justru malah sering menjadi alat perpecahan dan yang menjadi penyebab perpecahan itu ada dari medsos. Tentunya ini sangat terbalik 180 derajat,” ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya medsos itu akan semakin memudah silaturahim, memperkuat dan mempererat persaudaraan. Dimana seharusnya dengan adanya medsos juga akan semakin mudah antar umat manusia melakukan tukar-menukar inspirasi atau pendapat.

“Tapi sekarang medsos itu malah dijadikan sumber hoax, fitnah sumber caci-maki dan sebagainya. Tentunya hal ini sangat berbahaya sekali. Jangan sampai bangsa ini menjadi bangsa yang penggemar hoax,” katanya.

Oleh karena itu, bangsa ini punya budaya, dan agama harus dibangun di atas infrastruktur budaya. Sehingga kalau budayanya langgeng maka agamanya menjadi kuat. Karena agama tentunya tidak akan kuat tanpa adanya budaya.

Back to top button