Crispy

BNPT Beberkan Ciri-ciri Anak Terpapar Radikal Keagamaan

Ciri-ciri anak muda yang sudah terpapar paham radikal keagamaan, di antaranya mereka sudah tidak taat, tidak hormat, dan berani dengan orang tua, serta intoleran terhadap keragaman perbedaan.

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membeberkan ciri-ciri anak muda yang sudah terpapar paham radikal keagamaan, di antaranya mereka sudah tidak taat, tidak hormat, dan berani dengan orang tua, serta intoleran terhadap keragaman perbedaan. Selain itu, apabila mereka pro terhadap khilafah, anti-Pancasila, anti-pemerintah yang sah, anti-budaya, dan anti-kearifan lokal keagamaan.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, dikutip dari Tribunnews, Minggu (31/10/2021).

“Anti di sini artinya sikap membenci dengan menganggap kenduri, yasinan, sedekah bumi, maulid, bidah, sesat, kafir,” ujarnya.

Menurut dia, jika mereka yang sudah memiliki ciri-ciri tersebut di atas, kemudian masuk ke dalam organisasi atau jaringan politik kelompok radikal dan sudah dibaiat ke dalam kelompok teror antara lain JI, JAD, atau MIT, maka mereka berpotensi bisa ditangkap meski belum melakukan aksi.

Penangkapan tersebut, tentunya didasari pada dua alat bukti sesuai unsur-unsur tindak pidana terorisme. Ia mencontohkan, apabila mereka sudah melakukan latihan-latihan perang, mempersiapkan senjata, masuk dalam organisasi teror, merencanakan strategi di dalam liqo atau pengajian kecil.

“Itu sudah memenuhi unsur tindak pidana teror dan sangat berpotensi akan melakukan aksi teror. Maka dilakukan tindakan sebelum melakukan aksi,” kata dia.

Untuk itu, BNPT melalui Direktorat Pencegahan telah melakukan sejumlah upaya mencegah masuknya paham radikal keagamaan tersebut, di antaranya bekerja sama dengan mitra dan kepanjangan tangannya di 34 provinsi Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).

Pencegahan tersebut, kata dia, di bidang kesiapsiagaan nasional, kontraradikalisasi yang diimplementasikan melalui kegiatan di berbagai bidang setiap tahun, baik di bidang agama, sosial, dan budaya.

Tak hanya itu, dapat juga dilakukan melalui bidang pemberdayaan perempuan dan anak. Lalu, bidang pemuda dan pendidikan. Kemudian, bidang media untuk melakukan kontra-kontra radikalisasi di media.

“Terkahir, melakukan riset penelitian,” katanya.

Back to top button