Crispy

Boeing 787 Dreamliner LATAM Airlines Mendadak Menukik, 50 Penumpang Cedera

  • Seorang pilot berpengalaman mengajukan teori angsa hitam; kerusakan fungsi autopilot atau turbulensi udara tidak terduga.
  • Insiden terjadi kurang dari satu menit. Setelah itu normal lagi, pesawat mendarat dengan selamat.

JERNIH — Penyelidik Keselamatan Udara Selandia Baru, Selasa 12 Maret, memimpin penyelidikan insiden Boeing 787 Dreamliner LATAM Airlines mendadak kehilangan ketinggian, menukik, dan melukai sebagian dari 263 penumpang dan sembilan awak kabin.

LATAM Airlines, maskapai penerbangan Cile, dalam perjalanan Sydney (Australia) ke Auckland (Selandia Baru), Senin 11 Maret malam. Pesawat mendadak tak terkendali, kehilangan ketinggian, menukik, dan membuat semua penumpang — terutama yang tidak dalam posisi duduk dan mengenakan sabuk pengaman — terlempar ke atas dan kepala membentur atap pesawat, berlompatan dan saling tabrak, berteriak histeris, dan lainnya.

“Situasi itu terjadi hanya sepersekian detik,” kata koki Lucas Elwood yang berbasis di Auckland dan satu dari 263 penumpang. “Orang di belakang saya sedang berada di toilet saat kejadian. Dia bilang kepada saya dia masuk melalui atap.”

Pesawat menghubungi kru di darat dan melaporkan situasinya. Bandara Auckland dibuat sibuk dengan pengerahan ambulans, paramedis, dan pejabat kesehatan berlarian memantai situasi.

LATAM Airlines mendarat mulus di Auckland, paramedis segera menghampiri pesawat, menjemput penumpang luka. Paramedis mengatakan mereka merawat 50 pasien. Empat masih dirawat di rumah sakit hingga Selasa 12 Maret, lainnya pulang.

Manajemen LATAM mengatakan hanya satu penumpang dan awak mengalami cedera dan memerlukan perawatan intensif tapi tidak mengancam jiwa.

Angsa Hitam

Penyelidik keselamatan udara Joe Hattley mengatakan masalah teknis jarang terjadi pada pesawat modern. “Catatan penerbangan menjadi kunci memahami peristiwa ini, yang akan memberi tahu penyelidik apakah peristiwa atmosfer atau masalah teknis pada pesawat,” katta Hattley.

Pelajaran dari insiden ini adalah perlunya penumpang tetap berada di kursi dengan sabuk pengaman terkunci selama penerbangan.

Brian Jokat, penumpang pesawat, mengatakan seorang penumpang terlempar ke atas dari kursinya, lalu terjatuh dan rusuk membentur sandaran tangan.

“Penumpang itu berada di langit-langit pesawat dalam posisi terlentang memandang saya, ya seperti adegan dalam film The Exorcist,” kenang Jokat.

Setelah pesawat mendarat, pilot berjalan ke bagian belakang kabin. “Saya bertanya apa yang terjadi? Dia bilang kehilangan instrumentasi,” kata Jokat.

Ashok Poduval, pilot penerbangan komersial berpengalaman 15 tahun dan kepala eksekutif Sekolan Penerbangan Universitas Massey, mengatakan insiden itu adalah peristiwa angsa hitam — sesuatu yang sangat langka.

“Kerusakan fungsi autopilot atau turbulensi udara tidak terduga adalah beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan gangguan seperti itu,” katanya. “Hanya penyelidikan yang bisa menyimpulkan penyebab insiden ini.”

Data FlighAware menunjukan LATAM Airlines mulai kehilangan ketinggian sekitar dua dari tiga jam penerbangan. Tidak jelas apakah itu bagian dari penurunan biasa sebelum mendarat di Auckland.

Back to top button