BorSya Bangun SMK Telekomunikasi dan Gelar Seminar di Sumbawa
- Lebih setengah pengguna internet di Indonesia berada di Pulau Jawa.
- Pemerataan akses internet masih menjadi prioritas pemerintah, dengan pembangunan infrastruktur.
- SMK BorSya Telekomunikasi akan menyediakan SDM infrastruktur siap kerja di masa depan.
Sumbawa Besar — Bekerjasama dengan Bappeda dan Dinas Kominfotik Sumbawa, Borsya Akademi akan menggelar seminar nasional Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Nasional, Kamis 12 November 2020 di Aula Madeloe Kantor Bupati Sumbawa.
Acara ini merupakan rangkaian peletakan batu pertama pembangunan sekolah SMK BorSya Telekomunikasi yang dilakukan sehari sebelumya di Sumbawa Besar NTB.
Seminar akan membahas berbagai isu seputar infrastruktur telekomunikasi, strategi pembangunan daerah meningkatkan aksesibilitas layanan telekomuikasi, peran perusahaan menghadapi era digital, sertam pentignnya pendidikan vokasi dalam membetnuk SDM Telekomunikasi.
Para pemateri di antaranya; I Ketut Budi Utama, direktur suply and commerce Telkomakses. Ir. Junaidi, M.Si Kepala Bappeda Sumbawa. Boris Syafullah Wakil Ketua DPP Apnatel dan ketua BorSya Foundation. Bambang Irawan, Yayasan STMIK IKMI Cirebon.
BorSya Akademi adalah bagian dari BorSya Foundation, yang berada di bawah BorSya Group. Boris Syaifullah, chief executive officer (CEO) BorSya Group, mengatakan kegiatan ini adalah realisasi rencana perusahaan untuk berkontribusi mencetak tenaga terampil di bidang infrastruktur telekomunikasi.
“Pembangunan SMK BorSya Telekomunikasi ini adalah abgian program nasional BorSya Foundation dan BorSya Akademi,” kata Boris Syaifullah, yang juga wakil ketua Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Indonesia.
BorSya Grup adalah perusahaan penyedia kabel serat optik dan aksesoris serta rekanan utama PT Telkomakses.
Menurut pengguna internet International Telecomunication Uniton (ITU), Indonesia berada di peringkat tujuh dari 11 negara Asean, dengan pengguna — terhitung sampai Mei 2020 — berjumlah 171.260.000, atau 62 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagian besar pengguna internet, sekitar 52 persen, berdomisili di Pulau Jawa.
Menurut Boris Syaifullah, yang juga pengurus Kadin dan Apnatel Jawa Barat, upaya pemerataan akses internet masih menjadi prioritas pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.
“Untuk itulah Kementerian Komunikasi dan Informasi terus menambah jumbah base transceiver station (BTS), khususnya di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).
Bambang Irawan, ketua tim pembangunan SMK BorSya Telekomunikasi, mengatakan penerimaan murid baru diharapkan dimulai tahun ajaran 2021/2022. Sekolah akan menawarkan beasiswa yang berasal dari lembaga-lembaga yang berkaitan dengan telekomunikasi kepada siswa. (Tim BST).