Bukan Hanya Fakhrizadeh, Inilah Daftar Ilmuwan Iran yang Mengalami Pembunuhan
Shahriyari tewas dan istrinya terluka dalam ledakan bom mobil di Teheran pada 29 November 2010, dalam apa yang oleh pejabat Iran disebut sebagai serangan yang disponsori Israel dan AS
JERNIH—Hari Jumat lalu, Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan Iran, dibunuh di Teheran dalam perjalanan menuju rumahnya. Fakhrizadeh meninggal karena luka di rumah sakit setelah pembunuh menembaki mobilnya.
Media-media barat menulis, Fakhrizadeh diduga merupakan pemimpin program bom atom rahasia Iran, yang dihentikan pada tahun 2003.
Iran telah lama membantah berupaya mempersenjatai energi nuklir.
Sejatinya, tokoh ilmuwan yang meninggal karena dibunuh bukan hanya Fakhrizadeh. Pada beberapa tahun terakhir sejumlah ilmuwan Iran mengalami hal tersebut. Beberapa dari mereka melengkapi daftar di bawah ini:
Massoud Ali-Mohammadi
Ilmuwan nuklir Massoud Ali-Mohammadi terbunuh oleh bom yang dikendalikan dari jarak jauh di Teheran pada 12 Januari 2010. Beberapa situs oposisi mengatakan dia telah mendukung kandidat moderat Mirhossein Mousavi dalam pemilihan 2009 yang disengketakan yang menjamin masa jabatan presiden kedua untuk Mahmoud Ahmadinejad.
Pejabat Iran menggambarkan profesor fisika itu sebagai ilmuwan nuklir, tetapi seorang juru bicara mengatakan dia tidak bekerja untuk Organisasi Energi Atom. Dia mengajar di Universitas Teheran.
Sumber-sumber Barat mengatakan profesor itu bekerja erat dengan Fakhrizadeh dan Fereydoun Abbassi-Davani, yang keduanya dikenai sanksi PBB karena pekerjaan mereka pada dugaan pengembangan senjata nuklir.
Daftar publikasi Ali-Mohammadi di situs web Universitas Teheran menunjukkan bahwa spesialisasinya adalah fisika partikel teoretis, bukan energi nuklir, kata seorang profesor fisika Barat.
Majid Shahriyari
Shahriyari tewas dan istrinya terluka dalam ledakan bom mobil di Teheran pada 29 November 2010, dalam apa yang oleh pejabat Iran disebut sebagai serangan yang disponsori Israel dan AS terhadap program atomnya.
Kepala badan energi atom Iran Ali Akbar Salehi mengatakan Shahriyari memiliki peran dalam salah satu proyek nuklir terbesarnya, tetapi tidak merinci lebih lanjut. Kantor berita resmi IRNA melaporkan, dia adalah seorang dosen di Shahid Beheshti University.
Fereydoun Abbassi-Davani
Abbasi-Davani dan istrinya terluka dalam ledakan bom mobil di hari yang sama dengan terbunuhnya Shahriyari.
Abbasi-Davani, yang merupakan kepala fisika di Universitas Imam Hossein, secara pribadi telah dikenai sanksi PBB karena apa yang dikatakan para pejabat Barat adalah keterlibatannya dalam dugaan penelitian senjata nuklir. Menteri intelijen saat itu, Haidar Moslehi, berkata: “Tindakan teroris ini dilakukan oleh badan intelijen seperti CIA, Mossad dan MI6. Sebuah kelompok yang ingin melakukan aksi teror namun tidak berhasil juga ditangkap. Mereka mengaku bahwa mereka dilatih oleh badan intelijen ini.”
Abbasi-Davani diangkat sebagai wakil presiden dan kepala Organisasi Energi Atom pada Februari 2011, kata kantor berita Fars, tetapi IRNA menulis ia dicopot pada Agustus 2013.
Darioush Rezai
Rezai, 35, ditembak mati oleh orang-orang bersenjata di Teheran timur pada tanggal 23 Juli 2011. Dosen universitas itu memiliki gelar PhD di bidang fisika. Wakil Menteri Dalam Negeri Safarali Baratlou mengatakan, dia tidak terkait dengan program nuklir Iran setelah laporan awal di beberapa media mengatakan dia terkait.
Mostafa Ahmadi-Roshan
Ahmadi-Roshan, lulusan teknik kimia berusia 32 tahun, tewas akibat bom yang dipasang di mobilnya oleh seorang pengendara sepeda motor di Teheran pada Januari 2012. Seorang penumpang lainnya tewas di rumah sakit dan seorang pejalan kaki juga terluka. Serangan itu serupa dengan yang terjadi pada November 2010.
Iran mengatakan korbannya adalah seorang ilmuwan nuklir yang mengawasi sebuah departemen di Fasilitas Pengayaan Uranium Natanz. Iran menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas serangan itu. [Reuters/AFP]