Cadillac Sang Kuda Besi Amerika Siap Menggebrak F1 2026

Cadillac tidak datang untuk sekadar ikut. Mereka datang untuk meruntuhkan stereotip bahwa pendatang baru selalu berada di belakang. Dengan dukungan raksasa otomotif, fasilitas kelas dunia, dan ambisi membara, Cadillac Formula 1 Team berpotensi menjadi kisah kejutan terbesar di lintasan musim 2026.
JERNIH – Deru mesin Formula 1 akan terdengar sedikit berbeda pada musim 2026. Di antara raungan khas tim-tim mapan, akan hadir suara baru—tajam, gagah, dan penuh ambisi—milik Cadillac Formula 1 Team.
Dibangun di atas nama besar General Motors (GM), dan digerakkan oleh roda penggerak operasional TWG Motorsports, tim ini datang bukan sebagai penggembira. Mereka datang untuk meninggalkan jejak, untuk menjadi simbol kebangkitan kejayaan Amerika di lintasan jet darat.

TWG Motorsports berdiri pada penghujung 2024, diprakarsai oleh Mark Walter dan Thomas Tull, lalu dipercayakan pada Dan Towriss sebagai CEO.
Di kursi COO, duduk Jill Gregory, sementara Doug Duchardt bertindak sebagai Chief Performance Officer.
Awalnya, GM mencoba meretas jalan lewat kerja sama dengan Andretti Global, namun proposal itu kandas di meja keputusan Formula 1. Bukannya mundur, GM justru memutar kemudi—melaju sendiri bersama TWG Motorsports, mengusung bendera Cadillac.

Setelah melalui proses seleksi yang ketat, FIA dan pihak Formula 1 memberi restu penuh: Cadillac akan menjadi tim ke-11 di grid musim 2026.
Sebagai tiket masuk, GM merogoh kocek 450 juta dolar (sekitar Rp7,2 triliun) untuk dibagi ke tim-tim eksisting, sebuah “uang selamat datang” demi menjaga keseimbangan distribusi hadiah.
Kesiapan Cadillac terlihat dari jaringan fasilitas yang mereka siapkan di dua benua, antara lain; Fishers, Indiana (AS), markas besar dan pusat manufaktur mobil F1. Silverstone, Inggris, rumah desain dan pengembangan sasis. Concord, North Carolina (AS), fasilitas Power Unit raksasa seluas 204.000 kaki persegi, sanggup menampung hingga 350 insinyur dan teknisi. Warren, Michigan (AS), pusat teknis tambahan untuk integrasi teknologi GM. Cologne, Jerman, pemanfaatan wind tunnel milik Toyota, demi menyempurnakan aerodinamika.
Jantung dan Napas Mobil
Untuk musim debut, Cadillac akan mengandalkan mesin dan gearbox Ferrari—pilihan pragmatis demi memastikan kesiapan penuh. Namun, di balik layar, divisi GM Performance Power Unit (GM PPU) sedang meracik mesin F1 kustom yang ditargetkan hadir antara 2029–2030.
Pembangunan pabrik mesinnya dimulai 2027, dengan investasi awal US$65–70 juta dan tambahan US$75–80 juta untuk startup fasilitas.
Nama-nama besar mulai mengapung di bursa rumor. Sergio Pérez disebut sebagai kandidat terkuat untuk memimpin tim di musim perdana.

Selain itu, Valtteri Bottas, Mick Schumacher, Colton Herta, Logan Sargeant, Josef Newgarden, dan Pato O’Ward masuk radar.
Cadillac berambisi memadukan pembalap berpengalaman dengan talenta muda asal Amerika—dengan Colton Herta disebut-sebut sebagai pilihan favorit. Prinsip mereka sederhana: berbasis merit, bukan semata-mata paspor.

Meskipun baru, Cadillac sudah memikat sponsor kelas dunia. Tommy Hilfiger menjadi mitra resmi pertama, menyuplai apparel untuk kru, pembalap, dan merchandise resmi tim. Logo khasnya akan menempel di bodi mobil, seragam, hingga helm pembalap.
Team Principal Graeme Lowdon mengakui bahwa minat sponsor membanjir, bahkan melebihi kapasitas penanganan tim saat ini. Hal ini wajar, mengingat Cadillac adalah “tim Amerika sejati dengan visi global”, sebuah kombinasi yang jarang ada di Formula 1 modern.(*)
BACA JUGA: Bos F1 Max Mosley Bunuh Diri dengan Tembakan di Kepala






