Cina Bangun 10 Pangkalan Udara di Sepanjang Perbatasan dengan India
- Marsekal Vivek Ram Chaudhari melihat Cina sebagai ancaman potensial, bukan Pakistan.
- Pakistan hanya sibuk mengklaim Kashmir sebagai miliknya.
- Cina belum bereaksi atas pernyataan petinggi militer India.
JERNIH — Cina dikabarkan sedang membangun sepuluh pangkalan udara baru di sepanjang perbatasan dengan India. Kepala AU India (IAF) Marsekal Vivek Ram Chaudhari mengatakan negaranya dapat diserang dari semua lini di masa depan.
SputnikNews menulis Beijing membangun pangkalan udara baru menyusul kebutuan perundingan kedua negara soal perbatasan. India dan Cina terlibat saling klaim atas garis batas di Pegunungan Himalaya.
Media pemerintah Cina bulan lalu menayangkan rekaman pembom H-6K yang terbang di dekat Himalaya, beberapa pekan setelah pembicaraan tingkat komandan militer ke-13 berakhir tanpa kesepakatan.
Marsekal Vivek Ram Chaudhari mengatakan India tidak hanya berpotensi menghadapi serangan militer, tapi juga pencekikan ekonomi sampai isolasi diplomatik jika terjadi krisis.
“Musuh juga dapat melakukan serangan dunia maya, yang dapat mengakibatkan pemadaman informasi dan penolakan layanan terdistribusi, untuk menghalangi fungsi pertahanan dan sistem lainnya,” kata Marsekal Chaudhari.
Berbicara di depan Seminar Subroto Mukerjee ke-18 yang diselenggarakan Center for Air Power Studies (CAPS), Marsekal Chaudhari mengatakan Pakistan dan Cina secara signifikan meningkatkan kemampuan pertahanan udara dan memodernisasi peralatan masing-masing.
“Dalam penilaian saya, Cina menimbulkan ancaman lebih signifikan. Ini menunjukan ancaman terhadap India lebih besar dari tetangga timur, daripada Paksitan di barat,” katanya.
Marsekal Chaudhari mengingatkan pertumbuhan Cina secara global dan regional akan meningkatkan persaingan dengan India. Dia juga memperingatkan bahwa Beijing akan berusaha membuat India terlibat dalam masalah yang berkaitandengan perbatasan yang belum terselesaikan.
“Niat agrsif Cina terlihat dalam peningkatan pesat infrastruktur operasional Angkata Udara, dalam hal pesawat dan lapangan udara tambahan di Daerah Otonomi Tibet,” kata Marsekal Chaudhari.
Pengamatan terhadap Cina dilakukan setelah kebuntuan militer antara Angkatan Darat India dan Cina di Ladakh timur. Kebuntuan itu telah lebih satu tahun, yang membuat pasukan kedua negara siap saling tembak.
Cina dan India saat ini mengerahkan massing-masing 50 ribu personel militer di Ladakh timur. Pengerahan ini yang terbesar di wilayah itu dalam beberapa tahun terakhir.