Cina Yakin Ungguli NASA dan ESA dalam Eksplorasi Mars
- NASA dan ESA berencana mengambil sampel Planet Merah dan mengirimnya ke Bumi tahun 2033.
- Cina yakin bisa lebih cepat dua tahun menggali dan mengirim sampel Mars ke Bumi.
JERNIH — Cina bertekad mengumpulkan sampel tanah Mars dan membawanya ke Bumi tahun 2031, atau dua tahun sebelum misi bersama Badan Antariksa AS (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncur.
Sun Zezhou, kepala perancang misi pengorbit dan penjelajah Mars Tianwen-1, mengemukakan tekad itu selama presentasi menandai peringatan 120 tahun Universitas Nanjing, 20 Juli lalu. Ia menguraikan rencana dua peluncuran, yang akan lepas landas 2028 dan mengirimkan sampel ke Bumi pada Juli 2031.
Msii multi-peluncuran yang kompleks akan memiliki arsitektur lebih sederhana dibanding proyek gabungan NASA-ESA, dengan satu pendaratan Maras dan tidak ada penjelajah yang mengambil sampel situs berbeda.
Jika berhasil Cina akan menjadi negara pertama yang megnirim sampel Mars ke Bumi — tujuan yang secara luas dicatat sebagai target ilmiah utama eksplorasi ruang angkasa.
Maret lalu, Nasa mengumumkan rencana menunda fase berikut kampanye Mengambil Sampel Mars dan membagi misi pendarat menjadi dua pesawat ruang angkasa terpisah. Tujuannya mengurangi risiko seluruh program.
Earth Return Orbiter ESA akan diluncurkan 2027 dan sampelnya akan kembali ke Bumi pada 2033 di bawah jadwal revisi. Tianwen-3, misi Cina ke Mars, akan terdiri dari dua kombinasi kendaraan pendarat dan pendakian, modul pengorbit dan kembali.
Kombinasi ini akan diluncurkan terpisah pada masing-masing roket Long March 5 dan Long March 38. Pernyataan sebelumnya tentang misi ini menyarankan penggunaan satu roket super berat Long March 9 di masa depan.
Sun mengatakan pendaratan di Mars akan berlangsung sekitar September 2029. Teknik pengambilan sampel akan mencakup pengambilan sampel permukaan, pengeboran, dan pengambilan sampel cerdas bergerak, yang berpotensi menggunakan robot berkaki empat.
Kendaraan pendakian akan terdiri dua tahap, menggunakan penggerak padat dan cair, serta akan diminta untuk mencapai kecepatan 4,5 kilometer per detik.
Setelah bertemu dan berlabuh dengan pengorbit yang menunggu, pesawat ruang angkasa akan meninggalkan orbit Maras pada akhir Oktober 2030 untuk kembali ke Bumi pada Juli 2031.
Menurut Sun pengorbit Tianwen-1 akan melakukan uji aerobraking di orbit Mars akhir tahun ini, sebagai bagian persiapan misi pengembalian sampel.
Kompleksitas teknologi dan persyaratan otonomi mewakili beberapa tantangan utama untuk misi ini. Aspek lain yang dicatat adalah pendaratan akan dialkukan di sekitar ekuinoks musim gugur belakan Bumi utara.
Kesulitan yang akan dihadapi adalah ketersediaan energi matahari yang rendah, serta kemungkinan badai pasir.