Darimana Virus Wuhan Berasal: Ular atau Kelelawar?

Beijing — Ilmuwan Cina dan AS bekerja sama mengembangkan vaksin untuk melawan 2019-nCoV — virus baru yang muncul di Wuhan — tapi pakar lain sibuk berdebat soal asal virus; ular atau kelelawar.
Saat ini belum ada obat untuk mengatasi virus yang menginfeksi lebih 500 warga Wuhan dan membunuh 26 orang. Pejabat Cina memberitahu setiap rumah sakit untuk mengkarantina pasien, sampai vaksin ditemukan.
Petugas medis Cina mencari orang-orang yang pernah kontak dengan korban terinfeksi, dan menempatkan mereka dalam pengawasan.
Pakar virus dari Baylor College of Medicine di Houston, Universitas Texas, New York Blood Centre, dan Universitas Fudan Shanghai, sepakat menjalin kerja sama mengembangan virus baru.
Virus Wuhan Menyebar ke Sekujur Cina, Korban Tewas Bertambah
Virus Wuhan tak Lebih Mematikan Dibanding SARS
Virus Misterius Picu Saling Boikot Wisatawan Cina dan Jepang
“Pengembangan vaksin bukan proses yang cepat,”kata Peter Hotez, dekan Fakultas Kedokteran Tropis Baylor College, kepada kantor berita Xinhua. “Tidak jelas apakah kami memiliki vaksin siap guna sebelum epidemi berakhir.”
Saat pakar sibuk mengembangkan virus baru, peneliti Inggris dan Cina sibuk dengan klaim masing-masing. Sekelompok ilmuwan Cina mengatakan virus pindah dari ular ke manusia. Ilmuwan lain mengatakan virus berasal dari kelelawar.
Dua kelompok ini bukan asal klaim. Mereka melakukan penelitin, dan hasilnya dipublikasikan. Sekelompok ilmwuan Cina, yang mengatakan virus berasal dari ular, mempublikasikan hasil penelitian di Journal of Medical Virology.
Mereka mengatakan ular paling mungkin menjadi agen penular virus, sebab kode genetik 2019-nCoV paling mirip dengan virus yang ditemukan di dua spesies ular di selatan Cina.
Ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina mengatakan genom 2019-nCoV identik dengan koronavirus kelelawar, dan 76 persen mirip dengan koronavirus SARS — yang mewabah secara internasional tahun 2002-2003.
Jumat 23 Januari 2020, Institut Mikrobiologi di Akademi Sains Cina merilis gambar close up pertama virus baru, yang diberi nama 2019-nCoV.