Delapan Stafsus Ma’ruf Amin Tak Ada dari Milenial?
JAKARTA – Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat sejumlah staf khusus (Stafsus) beberapa waktu lalu. Kini giliran Wakil Presiden, Ma’ruf Amin menunjuk sebanyak delapan orang Stafsus yang bakal membantunya dalam menjalankan tugas.
Namun Stafsus yang dipilih Ma’ruf berbeda dengan Jokowi. Jika Jokowi memilih dari berbagai kalangan serta tujuh orang mewakili kalangan milenial, bahkan diperkenalkan satu persatu, sementara Wakil Presiden tidak demikian.
Para Stafsus yang dipilih terdiri dari mantan menteri, akademisi, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Juru Bicara Wapres Ma’ruf Amin, Masduki Baidowi, membenarkan adanya pemilihan delapan Stafsus tersebut. “Saya menyampaikan salam dari Pak Wapres, bahwa beliau baru saja memanggil seluruh staf khusus yang sudah mendapatkan surat keputusan dari Presiden, ada delapan orang staf khusus,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Nantinya, para Stafsus itu bakal bekerja sesuai bidang masing-masing berdasarkan nomenklatur dan peraturan sebelumnya, sejak era Wapres Jusuf Kalla.
Ia sendiri menjadi Stafsus bidang informasi dan komunikasi. “Saya sendiri yang sebelumnya bersama wapres di bidang informasi dan komunikasi, yang sekaligus ditunjuk beliau sebagai juru bicara wakil presiden,” katanya.
Menurutnya, para Stafsus mulai efektif bekerja per hari ini setelah resmi diangkat. Bahkan Wapres Ma’ruf telah menetapkan rapat koordinasi bersama Stafsus, deputi, dan sekretaris wakil presiden yang digelar setiap Selasa.
“Tadi disepakati setiap hari Selasa siang ada rapat koordinasi dan sebelumya pada rapat itu selalu ada isu strategis yang dibahas,” ujar dia.
Adapun Stafsus lainnya, yakni:
Pertama, mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, diangkat menjadi stafsus wapres bidang reformasi birokrasi.
Kedua, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Satya Arinanto, menjadi stafsus wapres bidang hukum.
Ketiga, mantan staf khusus Menteri Pertanian, Sukriansyah S. Latief, menjadi stafsus wapres bidang infrastruktur dan investasi.
Keempat, Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim, stafsus wapres bidang ekonomi dan keuangan.
Kelima, Ketua PBNU, Muhammad Imam Aziz, bidang penanggulangan kemiskinan dan otonomi daerah.
Keenam, Ketua PBNU, Robikin Emhas, menjadi stafsus wapres bidang politik dan hubungan antar lembaga.
Ketujuh, Guru Besar Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah, Maskyuri Abdillah, stafsus wapres bidang umum. [Fan]