Crispy

Detoks, Solusi Anak Kecanduan Gadget

Jakarta – Sudah banyak diberikan efek buruk gadget atau gawai pada anak. Dari mulai sakit fisik karena tubuh terkuras tenaganya untuk memainkan gawai hingga faktor psikis pada anak yang berujung pada penanganan dokter kejiwaan, bahkan berujung pada kematian.

“Ini sangat mengkhawatirkan. Bukan lagi gadget (gawai) bisa menyebabkan kegilaan atau kematian, ini sudah harus disikapi serius oleh pemerintah. Kami berharap pemerintah tidak hanya sekedar mendorong terhadap pertumbuhan Unicorn pertumbuhan, industri teknologi informasi atau Start up yang sedang tumbuh luar biasa itu tetapi mengabaikan dampak efek shock culture yang akan terjadi kepada anak-anak,” kata Muhammad Agus Syafi’i founder Rumah Amalia, Jakarta, baru-baru ini.

Memang benar, efek kecanduan terhadap gawai bagi anak-anak sangat hebat. Sehingga menjadi sebuah ancaman bagi kehidupan seorang anak. Karena itu menjadi perhatian semua orang untuk menangani kecanduan gawai pada Anak ini. Para pakar pun memberikan beberapa tips untuk mendetoks racun atau semacam ‘rukyah’ dari kecanduan gadget ini.

Agus menyarankan agar anak yang kecanduan melakukan detoks sehingga anak-anak lebih fokus belajar, menjadi lebih bahagia, mental lebih sehat, daya ingat anak meningkat, tidur jadi nyenyak, lebih aktif berpikir dan berdiskusi serta yang paling penting adalah detoks gadget akan menjadikan anak lebih menemukan makna hidupnya.

Untuk mengatasi Kecanduan gawai pada anak, ada beberapa hal yang dilakukan. Pertama, kembalikan kehidupan anak seperti sebelum mengenal gawai. “Hidup kembali mengutamakan kesehatan jasmani dan rohani serta mental. Ajak anak membuat kegiatan dengan teman-temannya, misalnya mengerjakan pekerjaan kelompok dan bermain bersama tanpa gawai,” papar Agus.

Kedua, luangkan waktu, paling tidak sehari tanpa gawai. “Ini agar anak – anak bisa lebih fokus dan bisa terlepas dari gawai secara perlahan,” tambahnya.

Yang lebih penting adalah orangtua juga harus ikut detox gawai. “Tidak hanya anak yang harus didetox dari gawai. Orangtua juga harus didetox. Karena, anak mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya. Orangtua harus bisa melepaskan diri dari gawai minimal ketika sedang bersama buah hatinya. Agar terjalin Komunikasi yang baik dan dua arah,” papar Agus.

Orang tua mempunyai peranan penting dalam menjaga anak-anaknya agar tidak kecanduan pada gawai. Kebanyakan dari orangtua yang terlalu sibuk dan membiarkan anaknya bermain gadget untuk jangka waktu yang cukup lama. Sementara yang dibutuhkan oleh anak-anak adalah bermain. “Di saat anak anak ingin bermain namun tidak adanya alat untuk bermain maka gawai yang mereka jadikan sebagai alat bermain,” ujarnya. [Zin]

Back to top button