CrispyVeritas

Di PBB, Cina, AS dan Rusia Bentrok Terkait Respons Atas Virus Corona

Pada pembukaan sesi Majelis Umum, Trump mengatakan bahwa untuk memetakan masa depan yang lebih baik, “kita harus meminta pertanggungjawaban bangsa yang melepaskan wabah ini ke dunia: Cina”, yang dibalas Cina dengan menegaskan,” AS harus memahami bahwa kegagalannya dalam menangani Covid-19 sepenuhnya adalah kesalahannya.”

JERNIH— Kamis (24/9) lalu Amerika Serikat berselisih dengan Cina dan Rusia di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa, soal tanggung jawab atas pandemi virus corona yang telah merusak seluruh tatanan di dunia. Ketiganya terlibat dalam debat tentang siapa salah urus dan mempolitisasi virus, di tengah ketatnya waktu untuk membicarakan kerja sama yang lebih serius di antara para pejabat tinggi dalam pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.

Saling lempar pernyataan pada pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB di sela-sela siding itu  muncul tepat setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam kurangnya kerja sama internasional dalam menangani virus korona yang kini “tidak terkendali”.

Saling serang di akhir pertemuan virtual tentang “Tata Kelola Global Pasca Covid-19” itu mencerminkan perpecahan mendalam di antara tiga negara anggota dewan pemegang veto tersebut, sejak virus pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, Cina pada Januari lalu. Mereka saling mengecam dengan energi dan tindakan yang sejauh ini tidak pernah dilakukan dalam pidato para pemimpin PBB di pertemuan virtual.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang berbicara pertama kali, menekankan pentingnya multilateralisme yang berpusat pada PBB,  dan menyinggung negara-negara– termasuk AS–yang memilih untuk tidak membuat vaksin Covid-19 menjadi barang publik global yang tersedia semua warga dunia.

“Dalam momen yang penuh tantangan ini, negara-negara besar seharusnya lebih berkewajiban untuk mengutamakan masa depan umat manusia, membuang mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis, dan bersatu dalam semangat kemitraan untuk mengatasi kesulitan,” kata Wang.

Terkait sanksi AS dan Uni Eropa termasuk terhadap Rusia, Suriah, dan lainnya, dia berkata: “Sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang perlu ditentang untuk melindungi otoritas dan kesucian hukum internasional.”

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pandemi dan “kemalangan yang biasa terjadi tidak menghilangkan perbedaan antarnegara, tetapi malah memperdalamnya.”

“Di sejumlah negara ada godaan untuk mencari ke luar negeri bagi mereka yang bertanggung jawab atas masalah internal mereka sendiri,” katanya. “Dan kami melihat upaya dari masing-masing negara untuk menggunakan situasi saat ini guna memajukan kepentingan sempit sesaat mereka, guna menyelesaikan masalah dengan pemerintah yang tidak diinginkan atau pesaing geopolitik.”

Semua itu dianggap terlalu berlebihan bagi Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Kelly Craft, yang membuka pidatonya di akhir pertemuan dengan jawaban yang blak-blakan. “Malulah pada kalian masing-masing. Saya heran dan muak dengan konten diskusi hari ini,”kata Craft. Dia mengatakan beberapa perwakilan anggota dewan “menyia-nyiakan kesempatan ini untuk tujuan politik”.

“Presiden Trump telah menjelaskan dengan sangat jelas: Kami akan melakukan apa pun yang benar, meskipun itu tidak populer, karena, izinkan saya memberi tahu Anda, ini bukan kontes popularitas,” kata Craft.

Dia mengutip pidato Trump pada Selasa lalu, saat pembukaan virtual pertemuan para pemimpin di Majelis Umum. Saat itu Trump dia mengatakan bahwa untuk memetakan masa depan yang lebih baik, “kita harus meminta pertanggungjawaban bangsa yang melepaskan wabah ini ke dunia: Cina”.

“Keputusan Partai Komunis China untuk menyembunyikan asal mula virus ini, meminimalkan bahayanya, dan menekan kerja sama ilmiah (yang) mengubah epidemi lokal menjadi pandemi global,” kata Craft, “membuktikan bahwa tidak semua negara anggota sama-sama berkomitmen untuk kesehatan masyarakat, transparansi, dan kewajiban internasional mereka.”

Namun dia mengakhiri pidatonya dengan mengatakan satu pelajaran dari pandemi adalah perlunya “persatuan, bukan perpecahan”, dan menyerukan anggota dewan “untuk bekerja sama dalam transparansi dan dengan itikad baik”.

Duta Besar Cina untuk PBB Zhang Jun meminta penjelasan di akhir pertemuan dan memberikan jawaban yang panjang, mengatakan “Cina dengan tegas menentang dan menolak tuduhan tak berdasar oleh Amerika Serikat.”

“Menyalahgunakan platform PBB dan Dewan Keamanannya, AS telah menyebarkan virus politik dan disinformasi, serta menciptakan konfrontasi dan perpecahan,” kata Zhang. “AS harus memahami bahwa kegagalannya dalam menangani Covid-19 sepenuhnya adalah kesalahannya.”

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyatakan penyesalannya bahwa Craft menggunakan pertemuan hari Kamis “untuk membuat tuduhan yang tidak berdasar” terhadap salah satu anggota dewan. Ia mengutip Lavrov yang mengatakan bahwa krisis telah menunjukkan kebutuhan akan “saling ketergantungan, keterkaitan semua negara tanpa kecuali di semua lapisan masyarakat”.

Menanggapi seruan Craft untuk bersatu, dia berkata: “Sulit untuk tidak setuju dengan itu. Tapi sayangnya, inti dari pernyataannya, bentuk dan nadanya, tidak sesuai dengan daya tarik (pernyataan) itu sama sekali.”

Sekjen PBB mengatakan saat membuka pertemuan Dewan Keamanan bahwa dunia gagal bekerja sama dalam menangani pandemi Covid-19. Guterres mengatakan, jika dunia menanggapi tantangan yang lebih dahsyat dengan perpecahan dan kekacauan yang sama, “Saya takut akan yang terburuk.”

Dia mengatakan kegagalan komunitas internasional “adalah akibat dari kurangnya kesiapan global, kerja sama, persatuan, dan solidaritas”.

Guterres menunjuk angka kematian akibat Covid yang mencapai hampir 1 juta orang di seluruh duni, dan lebih dari 30 juta yang telah terinfeksi. Dia mengatakan tanggapan global semakin terfragmentasi, dan “seiring negara menuju ke arah yang berbeda, virus menuju ke segala arah”.

Yang lebih dibutuhkan, kata Guterres, adalah kerja sama yang tidak hanya melibatkan negara tetapi mencakup organisasi global dan regional, lembaga keuangan internasional, aliansi perdagangan, dan lain-lain termasuk komunitas bisnis, masyarakat sipil, kota dan wilayah, akademisi, dan pemuda.

Lavrov juga memuji WHO yang bertindak profesional dan memberikan “langkah pencegahan yang efektif” untuk meminimalkan efek pandemi.

Di lain pihak, kita tahu Presiden AS Donald Trump menarik diri dari WHO, menuduh badan PBB tersebut berada di bawah pengaruh Cina. [AP/South China Morning Post]

Back to top button