Crispy

Diplomasi Vaksin: Indonesia dan Cina Setuju Bekerja Sama Perangi Covid-19

Perjalanan Menlu Wang dilakukan setelah Amerika Serikat bulan lalu meluncurkan Kemitraan Mekong-AS, menawarkan proyek bernilai lebih dari 150 juta dolar AS ke Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam, dalam upaya untuk melawan pengaruh Cina di Asia Tenggara.

JERNIH– Cina dan Indonesia bersepakat untuk bekerja sama lebih erat untuk memerangi Covid-19 seiring Beijing mulai Jumat (9/10) berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan tetangga regionalnya melalui apa yang oleh beberapa analis disebut sebagai “diplomasi vaksin”.

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan kepada utusan khusus Indonesia yang sedang berkunjung ke Cina, Luhut Binsar Panjaitan pada sebuah pertemuan di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan di Cina barat daya. Keduanya sepakat bahwa program vaksin dapat memberikan fokus baru untuk hubungan antara Beijing dan Jakarta.

“Cina bersedia bekerja dengan Indonesia dalam penelitian, produksi dan distribusi vaksin, dan mendukung pertukaran departemen dan lembaga medis terkait untuk membantu memastikan akses ke vaksin yang terjangkau di seluruh kawasan dan di seluruh dunia,” kata Wang.

Beijing telah menggunakan konsep diplomasi vaksin untuk melibatkan tetangganya, termasuk menjanjikan kepada 10 anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan negara-negara lain, bahwa mereka akan menjadi yang pertama menerima vaksin Covid-19 Cina begitu barang itu tersedia.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan pada bulan Mei bahwa setiap vaksin yang dikembangkan di China akan menjadi “barang publik global”.

Pada hari Jumat, Cina mengumumkan telah menandatangani skema distribusi vaksinWHO, Covax, yang bertujuan untuk memberikan akses gratis ke vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Pertemuan dengan Luhut dilakukan menjelang tur Asia Tenggara yang dilakukan Wang,  yang dimulai Senin depan,  dan akan melakukan kunjungan ke Kamboja, Malaysia, Laos, Thailand dan Singapura. Perjalanan itu dilakukan setelah Amerika Serikat bulan lalu meluncurkan Kemitraan Mekong-AS, menawarkan proyek bernilai lebih dari 150 juta dolar AS ke Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam, dalam upaya untuk melawan pengaruh Cina di Asia Tenggara.

Ketika persaingan dua arah mereka menjadi semakin pahit, Beijing dan Washington sama-sama berusaha untuk mendapatkan dukungan di wilayah tersebut.

“Sebagai salah satu pelari terdepan dalam perlombaan global untuk mengembangkan vaksin yang efektif untuk Covid-19, Cina ingin memanfaatkan keuntungannya dengan baik,” kata Pang Zhongying, seorang analis urusan internasional di Ocean University of China di Shandong. “Vaksin berada di pusat serangan pesona Cina di Asia Tenggara,” katanya. Ia mengatakan hal yang bagus untuk menjadikan vaksin sebagai barang publik,” Tetapi setiap dorongan untuk melampirkan tujuan geopolitik harus ditahan.”

Tanpa produknya sendiri, Indonesia ingin sekali mendapatkan pasokan vaksin Covid-19 dari perusahaan obat di seluruh dunia, termasuk Sinovac Biotech Cina yang kandidatnya sedang dalam tahap akhir uji coba pada manusia. Perusahaan tersebut pada Agustus lalu mengatakan akan membantu perusahaan obat milik negara, Bio Farma, untuk memproduksi setidaknya 40 juta dosis di fasilitasnya sendiri sebelum Maret 2021.

Meskipun Cina tampaknya telah mengendalikan Covid-19, penyakit ini masih mendatangkan malapetaka di beberapa bagian Asia Tenggara.

Kementerian Kesehatan Indonesia melaporkan rekor tertinggi harian 4.094 kasus baru pada hari Jumat dan 97 kematian, menjadikan total masing-masing menjadi 324.658 dan 11.677.

Selain membahas vaksin Covid-19, Wang mengatakan dia dan Luhut setuju untuk melakukan kerja sama yang lebih erat melalui Belt and Road Initiative, serta di bidang e-commerce, kecerdasan buatan (AI), big data, 5G, dan komputasi cloud. [Jane Cai/South China Morning Post]

Jane Cai, CFA, adalah kepala biro SCMP di Beijing. Dia telah meliput berita ekonomi, keuangan, bisnis, dan politik Cina sejak awal 2000-an.

Back to top button