Diplomat Taiwan dan Cina Bentrok Fisik di Fiji
JERNIH – Bentrokan fisik antara diplomat Cina dan Taiwan pecah di Fiji saat resepsi hotel yang merayakan Hari Nasional Taiwan pada 8 Oktober lalu. Taipei mengklaim salah satu karyawannya mengalami cedera kepala setelah pertengkaran itu. Sementara Beijing menuduh Taiwan ‘bertindak provokatif’ dan ‘melukai diplomatnya’.
Seperti dikutip Daily Mail, Rabu (21/10/2020), seorang pejabat Taiwan diduga mengalami cedera kepala akibat bentrokan fisik itu. Peristiwa bentrokan fisik kedua pihak itu mencuat setelah Taiwan dan Cina saling tuduh.
Kejadian ini muncul ketika ketegangan politik telah mencapai titik tertinggi baru antara Cina dan Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai miliknya. Beijing tengah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer sejak pemilihan Presiden Taiwan Tsai Ing Wen pada 2016. Sampai saat ini pertahanan Taiwan bergantung kepada negara Amerika Serikat sebagai sekutu.
Taiwan mengatakan kantor perdagangannya – kedutaan de facto – mengadakan pesta untuk 100 tamu terhormat untuk merayakan Hari Nasional Taiwan. Kementerian Luar Negeri Taiwan juga mengutuk keras tindakan staf kedutaan China di Fiji itu karena melangggar aturan hukum dan kode etik yang beradab.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Ou mengatakan dua pejabat Kedutaan Cina datang tanpa diundang, dan mulai mengambil foto para tamu. Tamu-tamu yang datang antara lain Menteri Fiji, diplomat luar negeri, perwakilan LSM dan anggota komunitas etnis Cina-Fiji. Ketika diminta untuk pergi, dua diplomat Cina malah menghajar diplomat Taiwan. Menurut keterangan, diplomat Taiwan sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami cedera kepala.
Sementara Kedutaan Besar Beijing di Fiji mengonfirmasi bahwa para pejabatnya berada di ‘area publik di luar tempat acara’ dengan ‘tugas resmi’ yang tidak ditentukan pada hari kejadian. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan, Taiwan sama sekali tidak konsisten. Mereka mengklaim bahwa para pejabat Taiwan bertindak provokatif dan melukai diplomat Cina.
Selain itu, Zhao Lijian mengatakan acara tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap kebijakan Pemerintah Cina. Pihak Kemenlu mengatakan bahwa bahwa pejabatnya mengetahui detail acara tersebut, termasuk pemasangan bendera negara palsu di atas kue. Zao menyebut bendera itu salah, karena Beijing memang dikenal tidak mengakui Taiwan sebagai sebuah negara.
Kedua belah pihak telah meminta polisi Fiji dan otoritas lainnya untuk menyelidiki insiden tersebut. Seorang juru bicara polisi Fiji memberikan keterangan bahwa penyelidikan sedang berlangsung. Petugas sedang bekerja dengan Kementerian Urusan Luar Negeri Negara Pasifik. [*]