Dokumen Bocor Pentagon: Spetsnaz Babak Belur dan Kehilangan 95 Persen Personel
- Spetsnaz gagal merebut Kyiv dan menculik Volodymyr Zelensky.
- Mereka tertawan atau menjadi bangkai di Kharkiv, tak bisa apa-apa di Muriopol dan Vuhledar.
JERNIH — Rusia punya pasukan elite bernama Spetsnaz, tapi tak pernah ada kabar apa yang dilakukan pasukan itu di Ukraina. Informasi yang muncul adalah, seperti disebutkan dalam dokumen Pentagon yang bocor, Spetsnaz menderita kehilangan 95 persen personel di Ukraina.
New York Post melaporkan analis militer AS mengaitkan kerugian personel yang sangat besar ini dengan ketergantungan komandan rusia pada unit komando yang sangat trampil dalam formasi infanteri garis depan. Ketergantungan berlebihan itu terjadi sejak awal perang, dan berlanjut sampai sekian bulan kemudian.
Pejabat AS mengatakan butuh empat tahun untuk melatih satu anggota Spetsnaz. Jadi, masih menurut pejabat itu, Moskwa akan menghabiskan satu dekade untuk mengisi kembali unit pasukan khusus yang terkuras.
Adalah The Washington Post yang kali pertama melaporkan kerugian Spetsnaz dengan mengutip dokumen bocor.
Penggunaan Spetsnaz
Unit Spetsnaz biasanya digunakan untuk misi klandestin; pengintaian medan perang sampai operasi sabotase, kontrak pemberontakan, pelatihan pejuang gerilya, dan sebagai lawan pertempuran garis depan langsung.
Menurut penilaian AS yang berasal dari akhir 2022 hingga awal 2023, petinggi militer Rusia memutuskan untuk menempatkan tentara terlatih khusus ke dalam pertempuran, sebagai upaya merebut momentum. Moskwa tidak percaya dengan kemampuan infanteri konvensional untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam dokumen yang dibocorkan Jack Teixeira, seorang mantan Pengawal Nasional Udara, terdapat gambar satelit sebelum dan sesudah yang menunjukan kumpulan kendaraan Britade Spetsnaz Terpisah ke-22.
Gambar itu diambil tahun 2021, empat bulan sebelum perang, menunjukan kumpulan kendaraan di Rusia selatan yang dikemas dengan kendaraan taktis.
Gambar yang diambil November 2022, beberapa bulan setelah Spetsnaz kembali dari penempatan di Ukraina, menunjukan unit Spetsnaz berada di lokasi yang sama dengan jumlah kendaraan taktis berkurang lebih setengahnya.
Brigade komando itu disebut-sebut kehilangan 90 sampai 95 persen serdadu dalam beberapa bulan berikut. Unit Spetsnaz ke-346, menurut dokumen yang bocor, nyaris kehilangan seluruh brigade, dan masih menyisakan 125 dari 900 yang dikerahkan.
Resimen Spetsnaz ke-25 tidak berhasil kembali ke Rusia. Kemungkinannya adalah mereka kehilangan peralatan tempur dan semua personel tewas.
Kegagalan Taktik Klandestin
Sempat muncul pertanyaan mengapa Rusia gagal memperoleh kemajuan pada bulan-bulan pertama perang? Dokumen bocor itu memberi jawabannya.
Kehilangan sejumlah besar pasukan elit diduga menghambat kemampuan Rusia menggunakan taktik klandestin di belakang garis lawan. Jika Spetsnaz tidak efektif di Ukraina, bukan tidak mungkin pasukan ini tak bisa bertempur di belahan dunia lain.
Rob Lee, pakar militer Rusia dan peneliti senior di Foreign Policy Research Institute, mengatakan kepada The Washington Post bahwa penipisan pasukan khusus di awal konflik mengubah arah perang Moskwa akibat kehilangan yang luar biasa.
Kegagalan Spetsnaz bejibun. Salah satunya, merebut Kyiv dan menculik Presiden Volodymyr Zelensky. Lainnya, mereka dikerahkan ke Kharkiv dan berakhir sebagai tawanan atau bangkai.
Spetsnaz juga dikerahkan ke Muriopol dan Vuhledar, hanya untuk menyaksikan bagaimana pertempuran paling berdarah yang disebut penggiling daging.