Donald Trump: Cina Curi Teknologi Senjata Hipersonik dari AS
- Orang-orang di pemerintahan Barrack Obama yang memberi informasi teknologi hipersonik.
- Teknologi itu diberikan ke Rusia. Cina mungkin dapat dari Rusia.
- Cina dan Rusia mengembangkan teknologi itu, AS tidak.
JERNIH — Pentagon bingung bagaimana Cina mengembangkan senjata hipersonik begitu cepat. Donald Trump, mantan presiden AS, mengatakan Cina mencuri teknologi hipersonik AS di era Barrack Obama.
Berbicara di acara rado Hugh Hewitt, Rabu lalu, juga menyinggung soal program senjata hipersonik Rusia. Menurut Trump, Rusia mulai membangun senjata itu setelah mendapat informasi dari AS.
“Seseorang memberi mereka informasi selama pemerintahan Obama. Semua yang kami miliki tentang hipersonik,” kata Trump.
Rusia, masih menurut Trump, melakukan pembangunan senjata itu. “Saya mengejar ketinggilan,” ujarnya.
Trump mengklaim AS di bawah kepemimpinannya berhasil mengejar Rusia dan Cina. Ia juga mengatakan setelah Rusia mendapatkan inforasi senjata hipersonik, Cina kemungkinan mendapatkannya dari Rusia.
“Saya ragu Cina melakukannya sendiri,” kata Trump. “Cina mendapatkannya dari Rusia, atau dari mata-mata AS.”
Ketika Rusia dan Cina melakukan pembangunan senjata hipersonik, AS di bawah kepemimpinan Barrack Obama tidak melakukannya. Ketika ditanya soal pendekatan pemerintah Biden, Trump mengatakan tidak punya informasi tentang itu.
Awal pekan ini seorang jenderal Angkatan Luar Angkasa AS — cabang militer yang dibentuk di era Trump — mengakui Cina sedang mengembangkan kemampuan luar angkasa dan senjata hipersonik dua kali lipat dari AS.
Jenderal David Thompson setuju dengan presidiksi bahwa tahun 2030 kemampuan militer cina melapaui kemampuan AS. Menurut laporan media Barat, Cina bereksperimen dengan senjata hipersonik, bukan rudal balistik antarbenua yang dapat dilacak.
Rusia dan AS tahu senjata hipersonik, tapi yang diperlihatkan Beijing lebih maju dibanding yang dibuat Moskwa dan Washington.