Dua Astronom Temukan Komet Raksasa yang Akan Kunjungi Bumi tahun 2031
- Komet Bernardinelli-Bernstein kini berada di orbit Neptumus.
- Dalam sepuluh tahun komet akan masuk lebih dalam ke Tata Surya kita.
- Saat melintas di langit malam Bumi, komet bisa dilihat dengan teleskop sederhana.
JERNIH — Komet super-raksasa yang pernah ditemukan di Tata Surya kita, diperkirakan berdiameter 120 mil, akan mengunjungi Bumi tahun 2031.
Komet Bernardinelli-Bernstein, begitu benda angkasa itu disebut, ditemukan dua astronom Pennsylvania State University; Pedro Bernardinelli Gary Bernstein, setelah memilah-milah data yang dukumpulkan teleskop besar di Cile pada 24 Juni lalu.
Berdasarkan jumlah sinar matahari yang dipantulkan, komet diperkirakan berukuran 62 hingga 125 mil, atau 100 sampai 200 kilometer. Artinya, komet seribu kali lebih besar dari benda angkasayang biasa kita lihat.
“Dengan tingkat kepastian yang masuk akal, ini adalah komet terbesar yang pernah kita lihat,” kata Colin Snodgrass, astronom Universitas of Edinburgh kepada New York Times.
Resminya, komet diberi nama Comet C/2014 UN271, tapi penulis lebih suka menyebutnya Komet Bernardinelli-Bernstein. Kedua astronom menemukan komet dengan menggunakan data Dark Energy Survey.
Bernardinelli dan Bernstein menggunakan teleskop khusus Cerro Tololo Inter-American Observatory (CTIO) untuk mengambil obyek luar angkasa nun jauh di jagat raya, di bagian merah spektrum yang terlihat.
Keduanya astronom itu telah enam tahun bekerja memetakan 300 juta galaksi dari jarak miliaran tahun cahaya. Berdasarkan perhitungan keduanya, komet super raksasa itu sedang berada di dalam orbit Neptunus.
Komet akan bergeser menuju Tata Surya bagian dalam selama sepuluh tahun, membuat pendekatan dengan Bumi tahun 2031. Saat itu pengamat bintang akan bisa melihat komet dengan bantuan teleskop sederhana.
Secara teori, komet adalah sisa-sisa es setua Matahari, dan mungkin telah membantu air dan bahan organik menyebar ke seluruh galaksi Bima Sakti.
Kehadiran Komet Bernardinelli-Bernstein akan memberi kesempatan mempelajari susunan benda-benda yang sulit dipahami. Meski komet tidak akan sangat dekat dengan Bumi, astronom bisa mempelajarinya dengan menggunakan teleskop yang kuat.
“Komet itu seperti kucing. Anda tidak pernah tahu apa yang akan mereka lakukan,” kata Meg Schwamb, astronom Queen’s University Belfast kepada New York Times.