Dua Gadis Bersaudara di AS Didakwa Menikam Satpam 27 Kali Hanya Karena Diminta Pakai Masker
Sementara Jayla Hill memegangi rambut si penjaga yang memiliki tinggi badan 196 cm itu, kakak perempuannya menarik pisau kecil yang disembunyikan di dalam sisir dan menikam pria itu 27 kali di kepala dan dada
JERNIH– Hakim Distrik Cook Selasa (27/10) menolak memberikan jaminan untuk dua saudara perempuan Lawndale yang dituduh menyerang penjaga keamanan toko dan menikamnya 27 kali dengan pisau kecil. Dua gadis bersaudara itu melakukan penikaman hanya karena satpam itu meminta mereka memakai masker wajah dan mencici tangan.
Baik Jessica Hill, 21, maupun saudara perempuannya Jayla, 18–lulusan sebuah akademi baru-baru ini– tidak memiliki sejarah kriminal sebelum serangan Minggu malam di sebuah toko di lingkungan Homan Square.
Hakim Mary C. Marubio, yang mengutip pernyataan saksi, kamera pengintai yang merekam video dan audio dari konfrontasi yang terjadi, serta “keacakan” serangan kekerasan tersebut, mendakwa masing-masing bersaudari itu dengan percobaan pembunuhan tingkat pertama dan diperintahkan ditahan.
Kakak beradik itu memasuki toko sekitar jam 6 sore, sekitar jam tutup, tetapi menolak untuk memakai masker wajah atau menggunakan pembersih tangan. “Sementara hal itu diharuskan dilakukan pelanggan selama pandemi Covid-19,”kata Jaksa di Pengadilan.
Selama pertengkaran antara penjaga keamanan setinggi 1,96 meter, 122kg dan kedua saudari itu, keduanya diminta untuk pergi. Tetapi mereka menolak dan mulai memukul pria itu. “Mereka memukulnya dengan tempat sampah,”kata pihak berwenang.
Sementara Jayla Hill memegang rambut si penjaga, kakak perempuannya menarik pisau kecil yang disembunyikan di dalam sisir dan menikam pria itu 27 kali di kepala dan dada, kata jaksa kepada hakim.
Penjaga itu dibawa ke rumah sakit terdekat, di mana dia dirawat karena 27 luka tusuk di kepala, leher dan dada. “Untunglah, semua itu tidak memerlukan operasi atau jahitan,” kata pihak berwenang.
Pengacara wanita yang ditunjuk pengadilan berpendapat bahwa penikaman itu untuk membela diri dan kliennya ditagih berlebihan. Belakangan ia menambahkan bahwa kedua wanita tersebut menderita gangguan bipolar.
Jaksa penuntut menjawab, penjaga tersebut tidak pernah mendekati salah satu penyerang sebelumnya. Kedua wanita itu diharapkan kembali ke pengadilan minggu depan. [South China Morning Post]