Crispy

Elon Musk Kemungkinan tak Jadi Beli Twitter

  • Elon Musk tidak merespon kabar ini. Di bursa, saham Twitter merosot empat persen.
  • Jika Musk serius meninggalkan kesepakatan, dia harus membayar biaya pemutusan 1 miliar dolar AS.

JERNIH Elon Musk kemungkinan menarik diri dari kesepakatan membeli Twitter 44 miliar dolar AS, atau Rp 659,4 triliun, karena tidak memiliki cukup informasi untuk menentukan tingkat akun palsu.

The Washington Post melaporkan orang terkaya di dunia itu mengklaim akun spam Twitter tidak dapat diverifikasi, meski raksasa media sosial itu menyerah pada tuntutan Musk untuk memberikan infor tentang ratusan juta tweet harian.

Twitter, mengantisipasi kabar keengganan Musk, melakukan panggilan dengan media tertentu dan mengatakan menghapus satu juta spam per hari. Perusahaan itu juga menegaskan pengguna palsu mewakili kurang dari lima eprsen basis pengguna.

Musk dijadwalkan berbicara di konferensi Allen & Co. Sun Valley di Idaho, Sabtu pekan ini. Banyak orang berharap dia menyinggung pendiriannya mengenai kesepakatan pembelian Twitter.

Sejauh ini Musk tidak merespon berita The Washington Post. Beberapa pekan terakhir Musk men-tweet bahwa tawarannya didasarkan pada keakuratan pengajuan SEC Twitter.

Twitter, katanya, perlu membuktikan bahwa angka lima persen itu benar sebelum kesepakatan dapat dilanjutka dengan transaksi. Dia juga mengatakan dirinya menduga jumlah akun spam empat kali lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Seorang manajer hedge fund mengatakan; “Saya pikir Twitter sepertinya sedang melakukan semua ini untuk mendapatkan sesuatu.”

Saham Twitter anjlok empat persen dalam perdagangan usai jam kerja, menyusul laporan Musk kemungkinan menarik diri dari kesepakatan pembelian.

Jika Musk serius meninggalkan kesepakatan, juragan Tesla dan SpaceX itu harus membayar biaya pemutusan 1 miliar dolar AS. Saham Twitter kemungkinan akan turun sampai 10 persen lagi menjadi tinggal 33 hingga 34 dolar AS per lembar.

Sesuai kesepakatan, Musk akan membeli salam Twitter 54 dolar per lembar.

Back to top button