Veritas

Jurnalis Senior AS: Elon Musk Bodoh Soal Kebebasan dan Jurnalisme

Panjang juga Karem menguliahi Musk. Di antaranya, Karem menyarankan Twitter untuk meminta orang-orang mendaftar dengan nama asli mereka—bukan dengan ‘handle’, demi mendorong transparansi dan kejujuran. Ia juga memberitahu Musk bahwa “Anonimitas itu bukanlah transparansi”, selain menyadarkan Musk bahwa dirinya masih hijau dalam urusan jurnalistik.

JERNIH–Keriuhan akibat dihilangkannya tanda centang biru Twitter oleh pemilik barunya, Elon Musk, memasuki babak baru. Kini sang miliarder berhadapan dengan jurnalis senior AS yang selama ini terkenal karena kritik pedasnya terhadap Trump—dan Musk sendiri–, Brian J. Karem.

Dalam cuitan di akun Twitter-nya, @BrianKarem, yang diposting hari ini, Jumat (21/4), Karem mengatakan bahwa tindakan Musk menghilangkan tanda centang biru sebagai tanda sebua akun terverifikasi adalah perbuatan konyol. “Entah apakah langkah ini disengaja atau karena ketidaktahuan,”tulis Karem, dalam cuitan yang dibuat laiknya kultwit tersebut.  “Jika dengan desain, Anda telah membayar banyak …untuk memaksa seseorang untuk percaya bahwa Anda bodoh…atau tujuan Anda justru menghancurkan platform (ini) dengan biaya senagaimana yang telah Anda bayar. Itu tingkat kekonyolan yang sama sekali berbeda,”tulis Karem lebih lanjut.

Karem memulai ‘serangan’nya dengan membuka fakta bahwa walaupun ia telah membayar dengan cara berlangganan Twitter, sebagaimana disarankan perusahaan tersebut, toh urusan centang tersebut sama sekali tak berdampak.

It doesn’t work,”tulisnya memulai kultwit. Lebih jauh, Brian James Karem, seorang seorang jurnalis dan penulis AS yang tekah bekerja 40-an tahun dan menjadi koresponden Gedung Putih untuk Playboy dan analis politik untuk CNN, itu menguliahi Musk. “Anda tidak dapat mendukung “kebebasan berbicara” dengan memaksa orang membayar hak istimewa untuk berbicara sebagai diri mereka sendiri,”kata Karem. “Dan pada saat yang sama, jika kami tidak membayar tanda centang, Anda mengizinkan orang lain untuk berpura-pura menjadi seseorang yang bukan aslinya.” “Jadi, adalah munafik dan berbahaya (perbuatan Anda) menghilangkan tanda centang itu,” tulis penulis buku Notable work: Marked for Death; Shield the Source; Innocent Victims, serta Above the Law tersebut.

Panjang juga Karem menguliahi Musk. Di antaranya, Karem menyarankan Twitter untuk meminta orang-orang mendaftar dengan nama asli mereka—bukan dengan ‘handle’, demi mendorong transparansi dan kejujuran. Ia juga memberitahu Musk bahwa “Anonimitas itu bukanlah transparansi”, selain menyadarkan Musk bahwa dirinya masih hijau dalam urusan jurnalistik.

“Anda bukan jurnalis berpengalaman–dan tampaknya Anda juga tidak memahami perbedaan antara “adil” dan “faktual”,”tulis Karem. Seraya mengingatkan Musk bahwa dirinya sudah 40-an tahun hidup di dunia jurnalistik, Karem menegaskan bahwa kelakuan Musk telah membuat kekacauan.

“Dengan tindakan Anda, Anda mengacaukan perbedaan antara media publik dan media yang didukung negara. Berada dalam bisnis ini selama 40 tahun, saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa Anda benar-benar tidak memahami banyak masalah di pers saat ini. Saya dapat merekomendasikan buku bacaan yang akan membantu Anda…”tulis Karem.

Hingga Jumat (21/4) pukul 10.17 malam, cuitan Karem sudah dibaca 290,1 ribu kali, diretwit 1.725 kali, denga mendapatkan 6.080 likes.

Di akhir kultwitnya Karem mendesak agar Twitter memulihkan tanda centang biru sebagaimana cara sebelumnya.

“Pulihkan tanda centang lama. Paksakan transparansi nyata di antara para peserta,”tuntut Karem.

Sebagaimana diberitakan, sejak Musk membeli Twitter akhir tahun lalu, Twitter Blue dibisniskan lewat fitur berlangganan. Twitter mematok akun pribadi membayar 8 dolar AS  (sekitar Rp119 ribu) per bulan. Mulanya, akun resmi Twitter terverifikasi mengumumkan soal rencana penghapusan centang biru itu. “Besok, 20/4, kami menghapus tanda centang terverifikasi lama,” kicau akun @verified.

Yang terjadi,tanda centang biru ini bahkan menghilang dari beberapa akun orang terkenal seperti termasuk Kim Kardashian, Beyonce, Bill Gates, Paus Francis, mantan presiden AS Donald Trump, dan pendiri Twitter, Jack Dorsey. Beberapa lembaga pemerintah termasuk akun resmi untuk Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika Serikat dan akun untuk beberapa kantor Pabean dan Patroli Perbatasan negara bagian juga kehilangan tanda centang biru.

[Twitter/CNN/salon.com]

Back to top button