Crispy

Erdogan Luncurkan ‘Steel Dome’, Sistem Canggih Pertahanan Udara Turki

JERNIH – Presiden Recep Tayyip Erdogan meresmikan sistem pertahanan udara terpadu Turki yang dikenal sebagai Steel Dome. Ia menggambarkan peresmian ini sebagai momen penting bagi negara dan industri pertahanannya.

“Sistem-sistem ini merupakan unjuk kekuatan bagi Turki,” ujar Erdogan dalam sebuah acara di fasilitas kontraktor pertahanan Aselsan di Ankara, Rabu (27/8/2025). “Dalam pertahanan udara, kita sedang mengawali era baru bagi Turki tercinta.”

Pemerintah Erdogan mengumumkan pada bulan Agustus tahun lalu dimulainya pengembangan Steel Dome, yang mengintegrasikan platform dan sensor pertahanan udara berbasis laut dan darat ke dalam jaringan untuk melindungi langit Turki.

Erdogan mengatakan tahap terakhir proyek ini terdiri dari 47 kendaraan senilai $460 juta yang akan menumbuhkan rasa percaya diri di kalangan teman-teman Turki dan rasa takut di kalangan musuh-musuh. Pemerintah belum mengumumkan kapan tepatnya sistem ini akan beroperasi penuh.

“Tidak ada negara yang tidak dapat mengembangkan radar dan sistem pertahanan udaranya sendiri yang dapat menatap masa depannya dengan percaya diri dalam menghadapi tantangan keamanan saat ini, terutama di kawasan kami,” kata Erdogan.

Turki sebelumnya berupaya memperkuat pertahanan udaranya dengan mengakuisisi sistem rudal S-400 dari Rusia pada 2019. Namun, langkah tersebut justru membuat negara itu menghentikan program jet siluman F-35 yang dipimpin AS, yang merupakan kemunduran bagi tujuan pertahanan Ankara.

Konflik di Suriah dan Ukraina, serta serangan Israel baru-baru ini terhadap Iran, telah meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkan pertahanan udara yang lebih baik. Presiden juga meresmikan fasilitas produksi baru di Aselsan yang akan dibuka pada 2026. “Dalam 50 tahun ke depan, Turki akan menjadi negara yang tidak hanya memenuhi kebutuhannya sendiri tetapi juga memimpin dunia dengan teknologinya,” kata Erdogan.

Turki telah banyak berinvestasi dalam industri pertahanannya, berupaya menjadi mandiri dalam persenjataan sejak menjadi sasaran embargo senjata oleh Amerika Serikat sebagai respons terhadap invasi Siprus tahun 1974 .

Back to top button