Crispy

Finlandia dan Swedia Ajukan Lamaran, NATO Beri Status Keanggotaan

  • NATO masih menunggu surat lamaran Swedia dan Finlandia.
  • Rusia sebelumnya mengancam mengerahkan rudal ke Kaliningrad jika Finlandia dan Swedia jadi anggota NATO.

JERNIH — Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Swedia dan Finlandia akan bergabung dengan NATO jika keduanya segera memutuskan meminta keanggotaan aliansi militer Barat.

“Jika mereka memutuskan melamar, Finlandia dan Swedia akan disambut hangat. Saya berharap prosesnya berjalan cepat,” kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels, seraya menambahkan dirinya akan berbicara dengan presiden Finlandia.

Stoltenberg tidak memberikan kerangka waktu yang tepat, tapi mengatakan Finlandia dan Swedia dapat mengharapkan perlindungan jika Rusia mengintimidasi mereka sejak aplikasi keanggotaan dibuat dan keduanya segera bergabung.

“Saya yakin ada cara menjembatani periode sementara dengan cara cukup baik dan berhasil untuk Finlandia dan Swedia,” kata Stoltenberg.

Jaminan keamanan kolektif NATO memastikan semua negara anggota harus membantu sekutu yang diserang. Stoltenberg menambahkan banyak sekutu NATO saat ini berjanji memberikan total delapan miliar dukungan militer untuk Ukraina.

Finlandia dan Swedia mengakhiri netralitas tradisional tahun 1995 dengan menjadi anggota Uni Eropa, dan memperdalam kerja sama dengan NATO. Namun mayoritas penduduk kedua negara tetap menentang keanggotaan penuh NATO.

Meski mempererat kerja sama dengan aliansi militer sejak Rusia mencaplok Ukraina 2014, dua negara Nordik ini memilih tidak ikut campur. Namun, invasi Rusia ke Ukraina memaksa keduanya meninjau kembali sikap netralitas militer yang berlangsung lama.

Finlandia dan Swedia mencoba memastikan keamanan nasional mereka di masa depan.

Rusia, yang berbatasan langsung dengan Finlandia sepanjang 1.300 kilometer, mengancam akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik ke daerah kantong Baltik di Kaliningrad jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.

Finlandia punya sejarah konflik dngan Rusia. Keduanya terlibat dua perang dengan Uni Soviet; 1939-1940 dan 1941-1944. Jauh sebelumnya, ketika masih menjadi bagian Swedia, Finlandia puluhan kali bertempur melawan Rusia.

Pada pariode pasca perang, Finlandia mengejar hubungan politik dan ekonomi pragmatis dengan Moskwa. Namun, Finlandia menolak berpihak secara militer dan tidak ingin menjadi penyangga netral antara Timur dan Barat.

Swedia menghindari aliansi militer selama lebih 200 tahun, dan kerap memilih jalan damai setelah berabad-abad perang dengan Rusia.

Back to top button