Crispy

Hak Cipta Bendera Aborigin Dijual ke Pemerintah Australia Rp 200,6 Miliar

  • Bendara Aborigin bukan simbol perjuangan politik, tapi persatuan dan kebanggaan.
  • Setiap penggunaan bendera untuk keperluan apa pun harus bayar royalti, tapi kini tidak lagi.
  • Namun, mengapa kesepakatan pembelian terjadi sehari sebelum Hari Australia. PM Morrison dituduh ingin jadi pahlawan.

JERNIH — Pemerintah Australia membeli hak cipta bendera Aborigin 14 juta dolar AS, atau Rp 200,6 miliar, yang membuatnya bebas untuk penggunaan umum dan mengakhiri sengketa desain yang berlangsung lama.

Dalam kesepakatan antara PM Scott Morrison dan Harold Thomas, seniman pribumi Australia pencipta bendera itu lebih setengah abad lalu, pemerintah mendapatkan hak reproduksi dan penggunaan pada barang dagangan, t-shirt olahraga, karya seni, dan lainnya.

Artinya, pemerintah Australia tidak perlu lagi mendapat ijin Harold Thomas saat menggunakan bendera Aborigin untuk berbagai keperluan. Bendera juga bebas berkitar di sekujur tanah Australia.

Dalam pernyataannya, PM Morrison mengatakan; “Bendera itu telah dibebaskan.” Australia, lanjutnya, berusaha melindungi integritas bendera Aborigin, seperti diinginkan Harold Thomas.

Desain merah, hitam, dan kuning, telah diakui sebagai bendera resmi Australia sejak 1995. Namun, bendera menjadi obyek sengketa komersial ketika sebuah perusahaan yang melisensikan karya Thomas menuntut pembayaran royalti dari berbagai organisasi yang menggunakannya.

Beberapa merk pakaian, cinderamata yang dijajakan ke wisatawan, dan Liga Rugbi Nasional Australia, menggunakan bendera ini dan semuanya menghadapi gugatan.

Penyelidikan parlemen tahun 2020, yang didukung upaya pemerintah memperoleh hak cipta dari seniman, menggambarkan tindakan pemegang lisensi sebagai ‘tangan berat’ tapi sepenuhnya legal.

Tahun 2019 muncul kampanye ‘Bebaskan Bendera’, yang menyeru diakhirinya perjanjian lisensi eksklusif. Kampanye ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penduduk asli Australia, salah satunya mantan atlet Olimpiade Nova Peris.

Ken Wyatt, menteri Penduduk Asli Australia, menggambarkan bendera itu sebagai simbol abadi yang dekat dengan hati penduduk Aborigin. “Kini, persemakmuran memegang hak cipta bendera ini. Bendera ini milik semua orang dan tidak ada yang bisa mengambilnya,” katanya.

Dirancang Harold Thomas jelang demonsrasi di Adelaide tahun 1971, bendera telah menjadi lambang bagi penduduk Aborigin Ausralia dan sering terlihat berkibar di gedung-gedung pemerintah.

Lingkaran kuning melambangkan Matahari, garis itam melambangkan penduduk asli, dan merah melambangkan tanah Australia.

Karya Pribadi

Dalam opini yang diterbitkan Sydney Morning Herald, Senin 24 Januari, Thomas menyebut bendera itu sebagai karya seni ‘sangat pribadi.’

“Ketika saya menciptakan bendera itu, saya membuatnya seabgai simbol persatuan dan kebanggaan,” tulis Thomas. “Kebanggaan yang kita miliki untuk identitas yang mengingatkan kembali pada kelahiram mimpi kita, keberadaan saat ini dan seterusnya. Kita merendahkan diri dan memberi penghormatan kepada semua yang telah diciptkan dan ditinggalkan untuk kita.”

Menurut Thomas, bendera itu tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi platform politik. Kelak, bendera akan tetap ada, bukan sebagai simbol perjuangan tapi simbol kebanggaan dan persatuan.

Thomas juga mengungkapkan bahwa dia telah mencetak salinan digital bendera itu sebagai NFT, atau token yang tidak dapat dipertukarkan. Dia bermaksud menyimpan token digital secara berkelanjutan atas nama komunitas Pribumi.

Oposisi Partai Buruh menyambut baik pembelian hak cipta bendera Aborigin. Linda Burney, politisi Partai Buruh, mengatakan kepada Sky News; “Lega rasanya bendera itu dibebaskan.”

Namun, seniman Pribumi Rachael Sarra menuduh PM Morrison mengalihkan narasi yang membuatnya menjadi pahlawan pada Hari Australia 26 Januari mendatang. Menurut Sarra, mengapa kesepakatan itu muncul hanya sehari sebelum Hari Australia, jika tidak ada niat politik.

Lidia Thorpe, senator untuk negara bagian Victoria, mempertanyakan apakah hak cipta bendera harus dipegang pemerintah nasional bukan komunitas Pribumi. “Bendera Aborigin, milik orang Aborigin,” tulis Thorpe di Twitter.

Kantor PM Australia mengatakan Thomas akan mempertahankan ‘hak moral’-nya atas desain bendera. Sedangkan perusahaan percetakan tekstil Carroll & Richardson Flagworld akan tetap menjadi produsen dan penyedia bendra Aborigin berlisensi eksklusif.

Royalti dari penjualan bendera akan disumbangkan ke Komite Obsevarsi Hari Aborigin dan Penduduk Kepulauan Nasional (NAIDOC). Pemeirntah Australia juga mengumumkan beasiswa 100 ribu dolar Australia untuk menghormati Thomas.

Back to top button