Veritas

Australia Usir Jaringan Mata-mata Rusia

“Jelas bagi kami bahwa jaringan mata-mata itu sangat terlatih karena mereka menggunakan keahlian canggih untuk menyamarkan aktivitas mereka.” ASIO, kata dia menegaskan,”Telah menghapus mereka dari negara ini, secara pribadi dan profesional,”kata Burgess. Para mata-mata Rusia itu diam-diam dipaksa keluar dari Australia selama enam bulan terakhir, dengan cara antara lain, visa mereka tidak diperbarui atau dibatalkan, tulis SMH.

JERNIH–Ibarat tak hendak memelihara ular dalam rumah, Australia diam-diam mengusir jaringan mata-mata Rusia yang anggotanya menyamar, antara lain, sebagai diplomat. Hal itu menandai keberhasilan Australia untuk mengungkap operasi kontra-spionase untuk skala besar di negara itu.

Jaringan mata-mata itu terdiri dari staf kedutaan dan konsuler, serta agen lain yang menggunakan identitas rahasia, tulis The Sydney Morning Herald (SMH), Jumat (24/2) lalu, mengutip sumber tanpa nama yang terlibat dalam operasi tersebut.

Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO), Selasa lalu memang mengungkapkan bahwa pihaknya telah “mendeteksi dan mengganggu jaringan mata-mata utama” sebuah negara. Saat itu ASIO belum menyebutkan nama negara yang bertanggung jawab atas operasi intelijen di negaranya itu.

Direktur Jenderal ASIO, Mike Burgess, menggambarkan jaringan itu sebagai “sarang jaringan” mata-mata karena lebih besar dan lebih berbahaya daripada “sarang” mata-mata yang sebelumnya mereka identifikasi. Namun besaran, baik personel maupun apapun yang menyangkut angka, belum dilaporkan.

“Proksi dan agen direkrut sebagai bagian dari jaringan yang lebih luas. Di antara aktivitas jahat lainnya, mereka ingin mencuri informasi sensitif,” kata Burgess dalam laporan tahunan ASIO tentang ancaman yang ditimbulkan jaringan itu terhadap Australia.

“Jelas bagi kami bahwa mata-mata itu sangat terlatih karena mereka menggunakan keahlian canggih untuk menyamarkan aktivitas mereka.” ASIO, kata dia menegaskan,”Telah menghapus mereka dari negara ini, secara pribadi dan profesional,”kata Burgess.

Para mata-mata Rusia itu diam-diam dipaksa keluar dari Australia selama enam bulan terakhir, dengan cara antara lain, visa mereka tidak diperbarui atau dibatalkan, tulis SMH.

Ada kekhawatiran bahwa pengusiran mata-mata secara terbuka akan menyebabkan pembalasan terhadap diplomat dan warga Australia lainnya yang tinggal di Rusia.

Kedutaan Besar Rusia di Australia tidak menanggapi permintaan konfirmasi yang dilayangkan baik SMH maupun AP, Jumat (24/2) lalu.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, juga tidak mengatakan apakah jaringan mata-mata yang telah diganggu ASIO itu adalah Rusia. “Saya tidak mengomentari pengarahan keamanan nasional, tetapi saya hanya mengatakan bahwa ASIO melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam membela kepentingan nasional Australia. Mereka memiliki kepercayaan dan dukungan mutlak saya dalam melakukan pekerjaan itu,” kata Albanese kepada wartawan.

Pada awal 2022, Albanese yang saat itu masih menjadi pemimpin oposisi, menteri luar negeri bayangan saat itu Penny Wong, meminta pemerintah Morrison untuk mengusir diplomat Rusia, sehubungan dengan kekejaman yang dilaporkan terjadi di Ukraina. “Sulit untuk membayangkan bagaimana keputusan untuk mengizinkan orang-orang ini tetap tinggal (di Australia), mengingat pelanggaran memuakkan yang dilakukan oleh pasukan Rusia,” kata keduanya dalam pernyataan bersama saat itu.

Pada saat itu, operasi ASIO sedang berada pada puncaknya, dengan perpecahan di dalam komunitas intelijen tentang dampak dari langkah deportasi skala besar yang agresif, yang mungkin dilakukan.

Menanggapi seruan deportasi dari Partai Buruh pada April tahun lalu, saat tu Menteri Luar Negeri Marise Payne –anggota Komite Keamanan Nasional yang memiliki akses ke intelijen ASIO–mengatakan langkah seperti itu “sedang ditinjau di tingkat tertinggi pemerintahan”.

Sehubungan dengan masih tetap tinggalnya para diplomat Rusia di Australia tanpa deportasi besar-besaran, sumber SMH mengatakan, keputusan untuk membiarkan diplomat Rusia tetap berada di Australia itu telah memungkinkan upaya berkelanjutan untuk memantau anggota jaringan mata-mata. Kemudian anggota kelompok tersebut secara diam-diam dipaksa keluar dari Australia selama enam bulan terakhir, dengan pembatalan atau pun tak diperpanjangnya visa mereka.

Pada November lalu, ketika konflik Ukraina-Rusia semakin dalam, Wong mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa “semua opsi tetap dipertimbangkan” sehubungan dengan tingginya jumlah diplomat Rusia di Australia.

“Sementara preferensi kami adalah mempertahankan saluran diplomatik, profil diplomatik harus selalu konsisten dengan kepentingan nasional kami,” kata Juru Bicara Wong dalam pernyataan tersebut. “Pemerintah Australia sangat memperhatikan profil diplomatik Rusia di Australia.”

Seperti juga Kedutaan Rusia, Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Australia, Clare O’Neil, menolak mengomentari pengungkapan tersebut dengan mencatat bahwa Burgess tidak menyebutkan nama negara yang terlibat dalam jaringan mata-mata tersebut. “Spionase dan campur tangan asing sedang terjadi di Australia dan ASIO telah mengganggu operasi mereka. Saya ingin mereka mengerti, ‘negara bagian yang beroperasi dalam bayang-bayang’, kami menyampaikan pesan yang sangat sederhana: kami mengawasi Anda,” kata O’Neil, Kamis (23/2).

Burgess sendiri menolak menyebutkan nama negara yang terlibat, dan ASIO pun menolak menjawab pertanyaan yang dikirim oleh SMH. “Konsisten dengan praktik lama, ASIO tidak mengomentari masalah operasional atau intelijen,” kata seorang juru bicara ASIO dalam sebuah pernyataan.

Namun, sumber-sumber yang mengetahui jaringan mata-mata Rusia telah menggambarkannya dengan istilah yang identik dengan Burgess, yang pada Selasa lalu mengatakan bahwa itu “lebih besar dan lebih berbahaya” daripada operasi spionase besar lainnya yang telah dibongkar ASIO.

“Saya tidak merinci lebih jauh. Namun jelas, bahwa jaringan mata-mata itu sangat terlatih karena mereka menggunakan keterampilan canggih untuk mencoba menyamarkan aktivitas mereka. Mereka bagus, tetapi ASIO lebih baik. Kami memperhatikan mereka. Kami memetakan aktivitas mereka,”kata Burgess.

Pada Maret 2018, pemerintahan PM Turnbull mengumumkan akan mengusir dua diplomat Rusia sebagai bagian dari tindakan global terhadap Moskow atas dugaan serangan agen saraf terhadap mantan mata-mata Rusia yang tinggal di Inggris. Turnbull mengatakan pasangan itu adalah petugas intelijen yang tidak diumumkan dan telah diperintahkan untuk meninggalkan Australia dalam waktu tujuh hari.

Saat memerintah, PM Morrison lebih banyak diam tentang masalah pengusiran mata-mata Moskow, bahkan setelah negara-negara Barat mengumumkan siap mendeportasi mata-mata Rusia setelah invasi ke Ukraina. Pada Maret 2022, pemerintah AS mengusir 12 diplomat Rusia dari New York karena “terlibat dalam kegiatan spionase”.

Di seluruh Eropa, sekitar 400 tersangka mata-mata Rusia diusir dari pos diplomatik sebagai bagian dari kampanye sanksi dan dukungan militer sebagai pembalasan terhadap invasi Putin ke Ukraina.

ASIO memiliki sejarah panjang melawan jaringan mata-mata Moskow. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1949 untuk menyelidiki dugaan pembocoran rahasia pemerintah Australia kepada Uni Soviet. [Sidney Morning Herald/Associated Press]

Back to top button