Hamas Meminta Israel Hentikan Serangan di Kota Gaza karena Nyawa Para Tawanan Terancam

Israel mengatakan 48 tawanan masih berada di Gaza, 20 di antaranya masih hidup. Namun, negara zionis itu menolak menghentikan perang meskipun semakin dituduh melakukan genosida.
JERNIH – Hamas telah mengeluarkan peringatan bahwa nyawa dua tawanan yang ditahan di Kota Gaza berada dalam bahaya karena tank-tank Israel semakin masuk ke beberapa lingkungan di pusat kota yang terkepung. Puluhan ribu warga Palestina juga terjebak oleh invasi darat dan pemboman Israel di Gaza.
Brigade Qassam, sayap bersenjata kelompok Palestina, mengatakan pada hari Minggu (28/9/2025), kontak telah hilang dengan para pejuang yang menahan Omri Miran dan Matan Angrest setelah operasi militer brutal dan penargetan kekerasan di lingkungan Sabra serta Tal al-Hawa selama 48 jam terakhir.
“Nyawa kedua tawanan berada dalam bahaya nyata. Pasukan pendudukan harus segera mundur ke selatan Jalan 8 dan menghentikan serangan udara selama 24 jam mulai pukul 18.00 malam ini (15.00 GMT), hingga ada upaya untuk mengevakuasi kedua tawanan,” katanya.
Hamas merilis “foto perpisahan” para tawanan di Gaza bulan ini dalam upaya lain untuk menghentikan aksi tentara Israel yang secara sistematis menghancurkan Kota Gaza dan menggusur ratusan ribu warga Palestina kelaparan.
Israel mengatakan 48 tawanan masih berada di Gaza, 20 di antaranya masih hidup. Namun, negara itu menolak menghentikan perang meskipun semakin dituduh melakukan genosida. Keluarga-keluarga tawanan Israel menyerukan dan memprotes kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang serta memulangkan semua tawanan.
Permohonan mereka tidak diindahkan pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Keluarga serta pendukung mereka menyalahkan pemerintah atas penahanan berkepanjangan.
Sayap politik Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya bahwa kelompok itu belum menerima gencatan senjata atau proposal perdamaian baru dari mediator Qatar dan Mesir, bahkan ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan prediksinya tentang gencatan senjata akan segera terjadi, beberapa kali dalam beberapa minggu terakhir.
Kelompok tersebut mengonfirmasi bahwa negosiasi terhenti setelah Israel mencoba membunuh para pemimpin tinggi Hamas di Doha pada 9 September ketika mereka berkumpul untuk meninjau proposal gencatan senjata baru yang diajukan oleh Trump.
Namun Hamas menyatakan pihaknya “siap mempelajari setiap usulan dari para mediator saudaranya dengan sikap positif dan bertanggung jawab, dengan cara yang menjaga hak-hak nasional rakyat kami”.
Menteri-menteri sayap kanan Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka menentang rencana 21 poin yang disajikan oleh Trump dan kesepakatan lain yang akan mengakhiri perang sebelum melenyapkan Hamas.
Dalam sebuah postingan di X, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan: “Tuan Perdana Menteri, Anda tidak memiliki mandat untuk mengakhiri perang tanpa kekalahan telak Hamas.”
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan dia “tidak akan pernah menyetujui negara Palestina – meskipun sulit, meskipun ada harga yang harus dibayar, dan meskipun membutuhkan waktu”.
Lebih dari 66.000 warga Palestina telah tewas di Jalur Gaza sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.
Puluhan warga Palestina lainnya tewas dalam serangan udara dan penembakan atau saat mencari bantuan pada hari Minggu, termasuk seorang anak dalam pemboman di lingkungan Sabra. Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan, melaporkan seorang bayi meninggal dunia akibat malnutrisi dan perawatan medis yang tidak memadai.
Tank-tank Israel juga semakin dekat menuju Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, yang dulunya merupakan kompleks medis terbesar di Gaza tetapi sekarang sebagian besar hanya berupa reruntuhan setelah beberapa pengepungan Israel sebelumnya.
Muhammad Abu Salmiya, direktur rumah sakit mengatakan, timnya berkomitmen untuk menjaga fasilitas tersebut tetap beroperasi selama mungkin karena pasien dan orang-orang terlantar berlindung di sana.