Hati-hati, Arisan bukan Investasi!
Jakarta – Konsep arisan yang mewajibkan peserta untuk menyetor sejumlah uang setiap bulan, untuk kemudian diundi pemenangnya, dipandang sebagian kalangan sebagai bentuk investasi. Benarkah demikian?
“Sebagian orang menganggap arisan adalah bentuk investasi. Bisa jadi karena orang yang ikut arisan harus menyetorkan sejumlah uang setiap bulannya secara rutin,” ujar Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), dalam keterangannya, Jumat (6/12/2019).
Menurut Krizia, arisan dan investasi adalah dua hal yang berbeda. Sebetulnya arisan lebih cocok dikategorikan dalam konsep menabung. Ini karena kita harus menyisihkan sejumlah uang ke dalam dana bersama yang akan diundi secara rutin.
“Kenapa arisan tidak dianggap sebagai investasi? Karena dana yang kita setor tidak mengalami pertambahan nilai atau tidak menerima imbal hasil. Dana kita hanya terakumulasi dengan dana dari rekan-rekan di dalam satu komunitas arisan,” jelasnya.
Nah, berbeda dengan investasi, lanjutnyam, adalah proses menyisihkan uang untuk membeli sebuah aset dengan tujuan aset tersebut dapat menghasilkan pendapatan atau mengalami pertambahan nilai dalam jangka panjang, dan dengan harapan tingkat pengembalian hasil berada di atas tingkat inflasi. Instrumen investasi pun beragam, seperti properti, emas, atau investasi di pasar modal seperti reksa dana.
Ia menambahkan, arisan sebetulnya bisa membawa manfaat yang baik. Selain sebagai ajang bersosialisasi, arisan juga dapat “memaksa” orang untuk menyisihkan sebagian uangnya secara rutin. Namun perlu diingat, arisan bukanlah kebutuhan utama. Prioritaskan apa yang memang menjadi kebutuhan utama. Oleh karena itu, uang arisan sebaiknya jangan berlebihan, sesuaikan dengan kondisi keuangan.
Ia mengingatkan, terkadang, jumlah uang arisan tidak sedikit. Oleh karena itu, hati-hati dalam memilih komunitas arisan. Pilih komunitas arisan yang benar-benar kita kenal, supaya tidak tertipu. Zaman sekarang, banyak sekali penipuan berkedok arisan, katanya.
“Jika setiap bulan kita bisa menyisihkan uang untuk arisan, kenapa tidak menyisihkan sebagian uang yang kita miliki untuk investasi? Investasi tidak perlu dana yang besar. Investasi di reksa dana sudah bisa dimulai dengan dana Rp10 ribu,” tambah Krizia.
“Ingat rumus utama, penghasilan saat ini – gaya hidup = masa depan. Dengan penghasilan yang dimiliki saat ini, jika sebagian besar kita gunakan untuk memenuhi gaya hidup, maka hanya sedikit yang bisa disisihkan untuk digunakan di masa depan. Demikian sebaliknya,” katanya lagi.
Jika sudah memahami pentingnya perencanaan keuangan sejak dini, lanjutnya, maka prioritas utama adalah mengutamakan investasi untuk pemenuhan beragam kebutuhan di masa depan. Jika ada uang berlebih, barulah bisa ikut arisan. Hasil dari uang arisan juga bisa diinvestasikan di reksa dana. “Ingat, arisan bukanlah investasi,” jelasnya. [Zin]