Imlek di Wuhan: Korban Tewas Melonjak, 18 Kota Ditutup, 56 Juta Terisolasi
Hong Kong — Tidak ada Imlek, atau perayaan Tahun Baru Cina, di Wuhan. Yang ada adalah jalanan kota sepi, ribuan orang panik di semua rumah sakit, dan dan lainnya putus asa.
Xiaoxi, penduduk Wuhan berusia 36 tahun, menghabiskan sepekan terakhir membawa suaminya dari satu ke lain rumah sakit untuk menjalani tes. Ia menyusuri jalan-jalan kota, dan hanya melihat sedikir orang lalu-lalang.
“Seperi kiamat,’ kata Xiaoxi kepada South China Morning Post (SCMP), koran terbitan Hong Kong. “Saya tidak tahu apakah kami berdua bertahan dan melihat perayaan Tahun Baru.”
Kepanikan di Wuhan muncul setelah pemerintah mengumumkan penduduk harus menunggu berjam-jam, bahkan sampai dua hari, untuk mendapatkan hasil tes laboratorium.
Mereka yang putus asa memutuskan pulang ke rumah, dan tidak sedikit yang bertahan di rumah sakit sekian lama.
Situasi menjadi lebih menakutkan setelah Presiden Xi Jinping mengatakan 2019-nCoV, nama resmi virus Wuhan, menular dengan sangat cepat.
Jumlah korban terinfeksi terus bertambah, dan kini menjadi 1601. Korban tewas melonjak dari 41 menjadi 54. Namun kantor berita Xinhua masih belum memperbarui beritanya soal jumlah korban.
Pemerintah Cina juga menambah jumlah kota terisolasi menjadi 18, dengan 56 juta penduduk terperangkap di dalamnya.
Beijing memutuskan membangun rumah sakit darurat kedua berkapasitas 1.300 tempat tidur, dan akan selesai dalam dua pekan ke depan.
Leishenshan, demikian nama rumah sakit itu, akan menggunakan model perawatan SARS seperti di RS Xiaotangshan.