Imran Khan: India Dukung ISIS untuk Sebar Kekacauan di Pakistan
Pakistan kukuh mengatakan bahwa India berada di belakang banyak serangan teroris di wilayahnya.
JERNIH—Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyalahkan India yang disebutnya mendukung kelompok teror terkenal–ISIS di wilayah Balochistan, dengan tujuan menyebarkan kekacauan dan sikap sektarianisme di Pakistan.
Imran Khan mengatakan, sangat disayangkan bahwa teroris menargetkan pekerja tambang Hazara. Ia juga menyalahkan pemerintah sebelumnya karena tidak pernah memberikan perhatian kepada Balochistan dan lebih suka membentuk aliansi dengan para pemimpin Baloch. Padahal menurut Khan, hal itu menjadi rintangan terbesar dalam mentransfer dana pembangunan hingga ke tingkat akar rumput.
Sebelumnya, seperti yang dilaporkan EurAsian Times, sekelompok militan menculik 11 penambang batu bara dari Balochistan. Saat itu mereka sedang dalam perjalanan ke tempat kerja, dan menembak para pekerja itu hingga tewas. Episode itu terjadi di daerah Mach yang terpencil di Provinsi Balochistan, rute utama ke proyek CPEC.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu melalui kantor berita Amaq dalam saluran komunikasi Telegram yang mereka miliki, demikian Reuters melaporkan.
Komunitas Hazara adalah minoritas di Pakistan dan Afghanistan dan telah dianiaya selama beberapa dekade. Komunitas ini menyumbang setidaknya 19 persen dari populasi Afghanistan dan lebih dari 65.000 penduduk Pakistan. Mereka kebanyakan tinggal di Quetta, provinsi yang dekat dengan Afghanistan.
Operasi Tupac
Menyusul serangan terhadap penambang batu bara, Menteri Hak Asasi Manusia Pakistan, Shireen Mazari, menyalahkan “teroris yang didanai India” beraksi di Balochistan. “Teroris yang didanai India di Balochistan semakin putus asa seiring pembangunan datang ke provinsi itu,”cuitnya di Twitter.
Brigadir (purn) Mehmood Shah, seorang analis keamanan dan pertahanan, mengklaim bahwa Angkatan Darat India “sangat tidak profesional karena secara langsung menargetkan warga sipil di LoC dan menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang di Jammu dan Kashmir, yang diduduki secara ilegal di India.”
Sementara analis pertahanan lainnya, Mayor Jenderal (Purn.) Ijaz Awan, mengatakan kepada Radio Pakistan bahwa melalui kesepakatan India-AS, India menggunakan satelit untuk “mencapai target” di Pakistan, dan “penggunaan teknologi modern adalah wajib untuk melawan tindakan pengecut seperti serangan India tersebut.”
Ijaz Awan berpendapat, tindakan yang lebih ketat terhadap teroris harus diambil untuk mengekang bahaya terorisme dari akarnya. Dia mengklaim bahwa “mata-mata India, yakni militan Kulbhushan Jadhav adalah salah satu komandan India yang ditugaskan untuk menciptakan ketidakstabilan di Balochistan.”
“Mungkin ada lebih banyak lagi elemen seperti itu dan badan intelijen kita perlu mengungkap pelaku ini. Namun perlu ada respon yang sesuai dari Pakistan terhadap tindakan agresif India,”ujarnya kepada Radio Pakistan. [Eurasian Times]